WARGA WERA BIMA MENGUNGSI AKIBAT GELOMBANG PASANG

id

     Bima, (ANTARA) - Puluhan warga Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, hingga saat ini masih berada di pengungsian karena rumah mereka rusak berat setelah diterjang gelombang pasang pada Rabu dini hari lalu.

     "Warga yang rumahnya rusak mengungsi ke rumah keluarga dan tetangga yang relatif lebih aman dan jaraknya jauh dari laut, sedangkan yang rusak sedang tetap tinggal di rumah, namun siaga karena ancaman gelombang besar," kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bima Rusli Hadi Ismail, di Bima, Jumat malam.

     Ia mengatakan gelombang besar yang melanda perkampungan nelayan tidak hanya menyebabkan puluhan rumah rusak berat, sedang dan ringan, tetapi juga merusak sejumlah perahu yang diparkir di pinggir laut, bahkan ada yang hanyut ke tengah laut karena terseret ombak.

     Namun pihaknya saat ini belum bisa memastikan berapa jumlah rumah dan perahu yang rusak maupun terseret ke tengah laut karena masih dalam proses identifikasi.

     "Hingga malam ini, saya bersama anggota Tagana lainnya masih berada di lokasi untuk mengidentifikasi kerusakan dan membantu warga yang menjadi korban. Kami tetap menginap untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan karena ombak laut masih mengancam pemukiman penduduk," ujarnya.

     Rusli mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan tanggap darurat yang sangat dibutuhkan warga yang menjadi korban, berupa bahan makanan, pakaian dan selimut. Bantuan itu berasa dari Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima.

     Tagana juga akan membuat tenda darurat dan dapur umum untuk mempermudah warga memperoleh makanan jadi, terutama korban yang rumahnya rusak total.

     Pemerintah Kabupaten Bima, kata dia, akan terus menyalurkan bantuan bahan makanan hingga kondisi ombak laut tidak lagi mengancam pemukiman penduduk.

     "Ombak pasang disertai angin kencang yang menerjang Desa Sangiang, pada tahun ini boleh di bilang paling parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tiap tahun ada ombak besar, tapi tidak sampai merusak rumah penduduk seperti kejadian saat ini," ujarnya.

     Data sementara yang diperoleh dari BPBD Provinsi NTB, tercatat ombak pasang yang melanda desa di ujung utara Pulau Sumbawa, itu menyebabkan sebanyak 27 unit rumah rusak berat dan rusak sedang sebanyak 14 unit. Tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

     Ombak pasang disertai angin kencang yang terjadi di Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Provinsi NTB, diperkirakan akibat Badai Narelle yang bergerak dari wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

     Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Selaparang, Bandara Internasional Lombok, menyebutkan angin kencang melanda Pulau Bali yang dipicu oleh siklus badai Narelle yang bergerak dari NTT menuju ke perairan selatan NTB, terjadi sejak empat hari terakhir.

     Pergerakan badai Narelle itu memunculkan tekanan rendah siklus tropis di perairan selatan Bali yang berdampak pada kecepatan angin mencapai 10-45 knot (kilometer per jam).

     Peningkatan kecepatan angin akibat siklus badai Narelle itu juga memicu terjadinya gelombang tinggi hingga mencapai 3-7 meter di perairan NTB, sehingga berbahaya bagi aktivitas nelayan yang mencari ikan di perairan laut. dan pelayaran.

     Hasil pantauan citra radar dan satelit, terjadi peningkatan aktivitas siklus badai Narelle di selatan wilayah NTB yang menyebabkan terjadi peningkatan kecepatan angin mencapai 25 knot dan tinggi gelombang lebih dari tiga meter di sepanjang pantai selatan Pulau Sumbawa. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Januari 2013

(*)