Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pemerintah terus mengupayakan strategi dalam rangka meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) ke depan.
Hal tersebut, menurut dia, menjadi komitmen Kementerian ESDM mengingat realisasi produksi migas dalam negeri pada 2022 masih belum sesuai harapan. "Pada tahun 2022, realisasi lifting minyak bumi tercatat sebesar 612 MBOPD, sedangkan lifting gas bumi sebesar 955 MBOEPD," kata Menteri Arifin pada Konferensi Pers Capaian Kinerja Tahun 2022 dan Program Kerja Kementerian ESDM Tahun 2023, yang dikutip di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pihaknya akan mengumpulkan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk meningkatkan kinerja perawatan, serta melakukan langkah prediktif yang lebih baik dengan metode yang paling mutakhir, serta menyiapkan langkah-langkah preventif dalam produksi migas.
Menteri ESDM menyebut bahwa strategi lain untuk meningkatkan produksi minyak nasional adalah dengan melakukan optimalisasi produksi lapangan eksisting, seperti mendorong Optimasi Pengembangan Lapangan (OPL) Banyu Urip di Jawa Timur dengan melakukan pengeboran lima sumur infill carbonate dan dua sumur clastic, dengan perkiraan tambahan cadangan sebesar 125 juta barel minyak (MMBO).
"Kemudian di (Blok) Rokan kita akan melakukan massive drilling untuk bisa meningkatkan produksinya, sekarang ini sudah berhasil ditingkatkan dari sebelum serah terima itu di bawah angka 160.000 barel, sekarang sudah bisa produksi lebih dari 160.000 barel, dan kita berharap dalam waktu 1 hingga 2 tahun menjadi 200.000 barel dan 5 tahun ke depan bisa menjadi 300.000 barel," jelasnya.
Baca juga: RI jadi tuan rumah World Hydropower Congress 2023
Baca juga: FTUI berkolaborasi dengan peneliti Jepang transfer teknologi olah sawit
Sedangkan, untuk produksi gas bumi, diharapkan dari Lapangan Jambaran Tiung Biru di Jawa Timur, yang mulai produksi pada kuartal IV 2022, bisa semakin optimal pada 2023. Demikian pula, Proyek Tangguh Train 3 juga diharapkan sudah bisa produksi LNG pada akhir semester I 2023. "Tangguh 3 ini jika sudah produksi bisa menghasilkan 3,5 juta ton (LNG) per tahun," tambahnya.
Untuk mendukung strategi meningkatkan produksi migas nasional, Menteri ESDM menyebut tidak hanya dalam hal teknis, namun diperlukan juga dukungan regulasi yang menarik dan kompetitif bagi investor migas. "Tahun ini dimulai dengan program menyusun rancangan Undang-Undang Migas yang baru untuk bisa mendukung produksi migas nasional," ujarnya.