NTT ajak masyarakat tanam cabai di rumah masing-masing

id Harga cabai di Kota Kupang,NTT,Pasar tradisional,pengaruhi inflasi

NTT ajak masyarakat tanam cabai di rumah masing-masing

Cabai di pasar kasih Kota Kupang. ANTARA/Kornelis Kaha

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengajak masyarakat NTT, khususnya di wilayah Kota Kupang untuk menanam cabai di rumah masing-masing mengingat saat ini harga cabai alami kenaikan harga yang cukup signifikan.

"Saat ini harga cabai mencapai Rp150 ribu/kilogram. Dengan adanya kondisi ini masyarakat diharapkan bisa mulai menanam cabai di rumahnya masing-masing," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian NTT Nasir Abdullah di Kupang, Senin.

Hal ini disampaikan menanggapi kenaikan harga cabai rawit di sejumlah pasar di Kota Kupang, yang semula pada awal Januari lalu masih berada pada harga Rp100 ribu/kilogram, kini sudah naik menjadi Rp150 ribu/kilogram.

Dia mengaku sudah mengetahui masalah kenaikan harga cabai tersebut. Karena memang di musim penghujan seperti ini cabai sulit untuk hidup. "'Apalagi kalau curah hujan tinggi, dan itu berdampak pada distribusi cabai ke pasaran," ujar dia.

Selama ini ujar dia pasokan cabai ke sejumlah pasar tradisional di Kota Kupang lebih banyak berasal dari Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka dan sebagian di kabupaten Kupang, namun dalam kondisi cuaca seperti saat ini dipastikan akan rusak.

Baca juga: Cabai rawit penyumbang inflasi terbesar di Jember Januari 2023
Baca juga: Puluhan hektar tanaman cabai di Lombok Tengah terkena hama


Kenaikan harga cabai rawit di sejumlah pasar di Kota Kupang ini, menimbulkan keresahan tersendiri bagi sejumlah pembeli di Kota Kupang. "Baru kali ini harga cabai rawit naik hingga Rp150 ribu per kilogram," ujar Siti.

Siti mengaku memiliki usaha rumah makan yang butuh banyak cabai rawit, sehingga dengan harga cabai rawit yang naik ini berdampak pada usaha rumah makannya. Dia berharap ada solusi terbaik untuk menurunkan kembali harga cabai rawit di sejumlah pasar di Kota Kupang.