Menlu : Hingga 1 Mei telah 949 WNI dievakuasi dari Sudan

id Konflik Sudan,Evakuasi Sudan, KBRI Khartoum,Retno Marsudi

Menlu : Hingga 1 Mei telah 949 WNI dievakuasi dari Sudan

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat memberikan keterangan pers di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (28/4/2023). (ANTARA/Cindy Frishanti/pri.)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa hingga 1 Mei 2023 sebanyak 949 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dari Sudan.
Saya ingin berikan update mengenai evakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini (1 Mei), sebanyak 949 WNI telah dievakuasi dari Sudan dengan rincian, 930 orang dievakuasi via Jeddah, 13 orang dievakuasi via Mesir, dan 6 orang dievakuasi via Persatuan Emirat Arab," kata Retno dalam keterangan Kementerian Luar Negeri pada Selasa.

Dia menyebutkan total WNI yang telah dipulangkan ke Indonesia adalah 829 orang, dan semuanya melalui Jeddah.

Mereka dipulangkan dalam tiga tahap dengan tahap pertama berjumlah 385 orang tiba pada 28 April menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Pada tahap kedua, 363 orang tiba 30 April, juga dengan Garuda Indonesia, sedangkan tahap ketiga tiba 75 orang pada 1 Mei menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara. Sementara 6 WNI mengatur kepulangannya secara mandiri.

Menurut Retno, pemulangan tahap keempat dijadwalkan terjadi pada 2 Mei dengan Garuda Indonesia di mana 100 orang akan diangkut sampai Jakarta.

"Kita patut bersyukur, proses evakuasi WNI dapat dijalankan dengan baik di tengah banyak negara yang masih berusaha mengevakuasi warga negaranya dari Sudan," kata Retno.

"Pada kesempatan ini, saya ingin sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pemerintah Mesir dan Persatuan Emirat Arab yang telah membantu evakuasi beberapa WNI keluar dari Sudan," sambung dia.
Baca juga: 23 WNI korban konflik Sudan tiba di NTB
Baca juga: WHO sambut baik gencatan senjata di Sudan

Situasi di Sudan bergejolak sejak konflik militer antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meletus pada 15 April 2023.