Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat meminta kepada Dinas PUPR di daerah setempat untuk melakukan revitalisasi jaringan irigasi di kota Praya untuk mengantisipasi terjadinya banjir saat terjadi hujan dengan intensitas cukup tinggi.
"Persoalan banjir di wilayah Kota Praya ini harus menjadi tugas kita bersama untuk mencari solusi, supaya tidak terjadi banjir," kata Ketua DPRD Kabupaten Lombok Tengah, M Tauhid usai sidang paripurna penetapan LKPJ Pemerintah Lombok Tengah anggaran 2022 di Praya, Kamis.
Pada dasarnya DPRD Kabupaten Lombok Tengah tetap mendukung rencana revitalisasi jaringan irigasi di Kota Praya, sehingga tidak terjadi banjir yang dapat merugikan masyarakat.
"Kita akan sampaikan dan bahas ini bersama Dinas PUPR, sehingga wacana revitalisasi jaringan irigasi itu bisa direalisasikan," katanya.
Ia mengatakan, solusi yang harus dilakukan saat ini adalah revitalisasi sungai yang kondisinya sudah mulai dangkal akibat tumpukan sampah maupun lumpur. Sedangkan untuk melakukan relokasi terhadap warga itu butuh proses, karena jumlahnya juga cukup banyak.
"Relokasi tidak mungkin, jadi kita upayakan pengerukan jaringan irigasi, sehingga ketika hujan air cepat mengalir," katanya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga kebersihan lingkungan dari sampah, sehingga tidak terjadi banjir saat hujan lebat terjadi.
"Kebersihan lingkungan itu adalah tanggung jawab kita bersama. Jangan buang sampah di sungai atau jaringan irigasi," katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan, sejumlah kampung di wilayah Kota Praya diterjang banjir, setelah diguyur hujan lebat yang disertai angin kencang sejak siang hingga sore hari, Jumat (28/4).
"Banjir ini terjadi di empat Kelurahan di Kota Praya," kata Kepala BPBD Kabupaten Lombok Tengah, Ridwan Makruf.
Empat wilayah yang terkena banjir itu di wilayah Kelurahan Praya, Leneng, Tiwugalih dan Kelurahan Prapen. Sedangkan jumlah warga yang terdampak itu mencapai ratusan jiwa.
"Di Kampung Jawa, Kelurahan Praya itu mencapai 100 jiwa, belum di tiga kelurahan itu, sehingga total warga yang terdampak mencapai 600 jiwa," katanya.
Banjir yang terjadi pada peralihan musim kemarau ini akibat intensitas hujan yang cukup tinggi dan adanya tumpukan sampah, sehingga air yang mengalir ke saluran irigasi meluap dan masuk ke dalam rumah warga.
Selain itu, dampak sampah yang menyumbat aliran air sungai, sehingga meluap. Sehingga asrama Polres Lombok Tengah juga diterjang banjir.
"Ketinggian air itu setinggi kaki orang dewasa hingga mencapai 1,5 meter," katanya.