Mataram (ANTARA) - Kejaksaan Agung (Kejagung) RI menghentikan penuntutan kasus pencurian di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, melalui mekanisme keadilan restoratif (restorative justice).
Juru Bicara Kejati NTB Efrien Saputera di Mataram, Kamis, menjelaskan bahwa penghentian penuntutan untuk kasus pencurian itu merupakan hasil ekspose bersama Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) Kejagung RI Fadil Zumhanna.
"Sesuai dengan hasil ekspose bersama Jampidum, telah disetujui usulan Kejari Mataram terkait dengan permohonan penghentian penuntutan perkara pencurian dengan tersangka bernama Hariadi alias Ari alias Pulung melalui mekanisme restorative jusctice," kata Efrien.
Dalam ekspose yang berlangsung pada hari Rabu (10/5), kata dia, Jampidum Kejagung RI juga menyetujui penghentian penuntutan perkara usulan kejaksaan negeri sejumlah wilayah. "Jadi, dari 11 yang diusulkan, sebanyak 10 di antaranya disetujui untuk diselesaikan melalui restorative justice. Salah satu dari yang disetujui itu, usulan dari Kejari Mataram," ujarnya.
Efrien pun menjelaskan bahwa Kejari Mataram mengusulkan penghentian penuntutan kasus Hariadi ke Kejagung RI karena telah memenuhi syarat untuk penyelesaian perkara melalui mekanisme restorative justice.
"Syarat pertama itu, tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana. Ancaman pidana dari kasus Hariadi ini adalah Pasal 362 KUHP itu tidak lebih dari 5 tahun. Tersangka dalam kasus ini juga telah memulihkan kerugian korban," ucap dia.
Syarat penting juga sudah terpenuhi, yakni terkait dengan kesepakatan perdamaian antara korban dan tersangka. "Korban juga sepakat dengan tersangka untuk tidak melanjutkan persoalan ini hingga persidangan," katanya.
Baca juga: Kemplang uang negara, Dirut Waskita Karya jadi tersangka korupsi
Baca juga: Mudik bareng Jaksa Agung: 726 pemudik gratis diberangkatkan
Tindak lanjut penyelesaian perkara di luar pengadilan tersebut, lanjut dia, Jampidum Kejagung RI telah memerintahkan kepada pihak kejaksaan untuk menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) berdasarkan keadilan restoratif sesuai Peraturan Kejaksaan RI Nomor 15 Tahun 2020 dan Surat Edaran Jampidum Nomor: 01/E/EJP/02/2022 tanggal 10 Februari 2022 tentang Pelaksanaan Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif sebagai perwujudan kepastian hukum.
Berita Terkait
Polresta Mataram selesaikan kasus pegawai kejaksaan inisial BW melalui RJ
Rabu, 26 Juni 2024 16:39
Polresta Mataram menyelesaikan 52 kasus melalui keadilan restoratif
Kamis, 31 Agustus 2023 14:31
Polresta Mataram mengupayakan RJ kasus penipuan modus catut nama polisi
Kamis, 16 Februari 2023 14:43
Polresta Mataram selesaikan 81 perkara secara keadilan restoratif
Selasa, 20 September 2022 19:07
Gara-gara rusak gembok rumah, seorang ibu di Mataram laporkan anak kandung
Kamis, 4 Agustus 2022 18:13
Polresta Mataram menerapkan "restorative justice" 15 kasus pencurian
Kamis, 18 Maret 2021 16:55
Ketua MPR mendorong Jampidum optimalisasikan keadilan restoratif
Selasa, 11 Juni 2024 20:02
Disnakeswan NTB kooperatif pada kasus korupsi pengadaan ternak ayam
Jumat, 15 November 2024 19:49