Pemkot Mataram mengusulkan pembangunan tiga unit rusunawa ke pusat

id Rusunawa di mataram,Rusunawa Mataram,Lokasi rusunawa di Mataram,Rusunawa,Mataram

Pemkot Mataram mengusulkan pembangunan tiga unit rusunawa ke pusat

 Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram M Nazaruddin Fikri. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Pemkot Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengusulkan pembangunan tiga unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) ke pemerintah pusat di dua lokasi untuk memenuhi kebutuhan rumah yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram M Nazaruddin Fikri di Mataram, Senin, mengatakan tiga unit rusunawa yang diusulkan itu untuk dibangun di Montong Are dan Bintaro.

"Di Montong Are Kecamatan Sandubaya kami usulkan satu unit tower, sedangkan di Bintaro Kecamatan Ampenan usulan kami dua unit," katanya.

Dikatakan, usulan pembangunan tiga unit rusunawa tersebut sesuai dengan konsep awal yang telah direncanakan pemerintah, sehingga untuk kebutuhan lahan di masing-masing lokasi sudah siap.

"Untuk lahan tidak ada masalah sudah kami siapkan, pemerintah tinggal melakukan pembangunan fisik," katanya.

Namun demikian, lanjutnya, pihaknya belum dapat memastikan berapa unit rusunawa yang akan direalisasikan pemerintah dari tiga tower yang diusulkan itu.

"Karenanya, usulan tersebut tetap dikawal dan dikoordinasikan dengan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) NTB, sebab itu menjadi kebutuhan kita sekarang," katanya.

Dia mengatakan Kota Mataram saat ini membutuhkan tambahan rusunawa sesuai dengan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) yang disusun sebelumnya.

"Jika melihat kajian berdasarkan RP3KP itu Kota Mataram masih butuh banyak rusunawa," katanya.

Hal itu sesuai dengan rasio jumlah warga yang menikah dengan kepemilikan rumah belum ideal sebab setiap warga yang menikah harusnya memiliki rumah.

"Kondisi di Mataram masih cukup jomplang antara jumlah rumah dengan warga yang sudah menikah, sehingga terjadi kekurangan rumah dan rusunawa jadi salah satu solusi," katanya.

Selain itu, usulan rusunawa juga untuk merelokasi nelayan yang masih tinggal di sempadan pantai agar mereka tidak lagi terdampak abrasi pantai setiap musim angin barat.

Di tahun 2019, tambahnya, ada sekitar 16 ribu kekurangan rumah di Kota Mataram. Jumlah tersebut tergolong besar dan berpotensi bertambah di tahun 2022.

"Untuk jumlah yang sekarang, dokumennya belum saya cek," katanya.

Data Disperkim Kota Mataram menyebutkan, di Kota Mataram saat ini terdapat di empat lokasi rusunawa. Meliputi Rusunawa Selagalas sebanyak dua tower, Montong Are satu tower, Mandalika dua tower, dan satu tower di Rusunawa Bintaro.