Gubernur Kaltim lobi IFC pasarkan emisi karbon

id Gubernur Kaltim,lobi IFC,pasarkan kelebihan emisi karbon

Gubernur Kaltim lobi IFC pasarkan emisi karbon

Gubernur Kaltim Isran Noor usai bertemu perwakilan word bank dan International Finance Corporation (IFC) di Washington DC, Amrerika Serikat. (Biro Adpim Pemprov Kaltim)

Samarinda (ANTARA) - Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Isran Noor mengungkapkan telah berhasil melobi International Finance Corporation (IFC) untuk memasarkan kelebihan penurunan emisi karbon dalam program kemitraan Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF).

"IFC akan membantu Kaltim untuk memasarkan kelebihan emisi sebanyak 9 juta ton CO2e kepada pihak multinasional swasta semisal Google, Delta Airlines, Microsoft, IKEA, Shell, Unilever, dan BP,” ungkap Gubernur Isran Noor dalam keterangan resmi di Samarinda, Senin.

Isran mengaku mengadakan pertemuan dengan IFC atau lembaga donor pembangunan global terbesar yang berfokus pada sektor swasta itu di Washington DC, Amerika Serikat. Seperti diketahui, sebelumnya World Bank (Bank Dunia) telah menyetujui untuk membeli tambahan penurunan emisi Kaltim sebesar 1 juta ton dari total 10 juta ton CO2e.

Periode 2019-Desember 2020, Kaltim mendapat target penurunan emisi sebesar 22 juta ton CO2e melalui Program Forest Carbon Partnership Facilitty Carbon Fund (FCPF CF). Faktanya, Kaltim sukses menurunkan emisi hingga 32 juta ton.

Terdapat kelebihan penurunan emisi sebanyak 10 juta ton CO2e. Sementara Carbon Fund setelah lobi yang dilakukan Gubernur Isran Noor, bersedia membeli 1 juta ton CO2e dari sisa penurunan emisi yang berhasil dilakukan Kaltim.

" Kami masih mempunyai kelebihan emisi sebanyak 9 juta ton CO2e, dan IFC IFC telah bersedia menjualkan sisa emisi tersebut kepada pihak multinasional swasta semisal Google, Delta Airlines, Microsoft, IKEA, Shell, Unilever, dan BP,” ungkap Gubernur Isran.

Baca juga: Gubernur Ganjar ingatkan kepala desa untuk menjauhi korupsi
Baca juga: Pemprov NTB-Angkasa Pura kerja sama pemanfaatan eks Bandara Selaparang Lombok


Gubernur menjelaskan opsi pemasaran sisa penurunan emisi ini bisa dilakukan dalam tiga model. Pertama dengan sistem perdagangan dua pihak (bilateral). Kedua, melalui proses lelang dan ketiga, didaftarkan ke bursa carbon (carbon exchange).