Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar parade pepadu (atlet) dalam rangka Liga Peresean se-pulau Lombok untuk merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia.
"Parade pepadu hari ini sebagai tanda dimulainya Liga Peresean se pulau Lombok yang digelar di lapangan umum Praya," kata Wakil Bupati Kabupaten Lombok Tengah, HM Nursiah saat melepas para peserta parade pepadu di pendopo bupati setempat dengan rute parade menuju lapangan umum Praya, Jumat.
Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras. Peresean digelar untuk melatih ketangkasan, keberanian Suku Sasak dalam bertanding dan mengusir para penjajah.
Kini tradisi ini dilakukan oleh masyarakat sasak, Lombok dalam memperingati hari-hari besar termasuk Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia di 2023.
"Peserta parade ini berasal dari semua kabupaten/kota termasuk para ASN Lombok Tengah," katanya.
Kegiatan Liga Peresean ini digelar mulai tanggal 18 -26 Agustus. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mendukung pelestarian budaya masyarakat Sasak. Selain itu, ajang ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat atau para UMKM di Lombok Tengah.
"Ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.
Peserta pada Liga Peresean ini tidak hanya dari masyarakat umum, namun sudah ada pepadu dari masing-masing daerah yang akan bertanding.
"Ada kelas yang dipertandingkan," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Firman Wijaya mengatakan, ajang peresean yang merupakan budaya masyarakat sasak tersebut diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Ajang peresean sepulau Lombok ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Agustus 2023 di lapangan umum Praya," kata Firman Wijaya usai melakukan rapat persiapan bersama OPD.
Kegiatan peresean dalam rangka memperingati HUT RI tahun ini dikemas berbeda dengan kegiatan peresean pada biasanya, karena ajang ini diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di Lombok Tengah.
"Ajang ini digelar selama 10 hari dan dipusatkan di kota Praya," katanya.