Kolaborasi seniman Bandung dan Lombok hipnotis penonton di Taman Budaya NTB

id FKSM 2023,Seniman,Seniman Bandung,Seniman Lombok,Taman Budaya NTB,NTB

Kolaborasi seniman Bandung dan Lombok hipnotis penonton di Taman Budaya NTB

Kolaborasi seniman Bandung dan Lombok, menghipnotis penonton Malam Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2023 di Taman Budaya, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (3/9) malam. 

Mataram (ANTARA) - Kolaborasi seniman Bandung dan Lombok, menghipnotis penonton Malam Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2023 di Taman Budaya, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (3/9) malam. 

Acara itu menampilkan seniman asal Bandung Deden Bulkini, Eliana Sinaga, dan Sandra Fionalong berkolaborasi dengan seniman asal Lombok Mantra Ardane, Sanggar Aruntala dan 30 pemusik hadrah.

Baca juga: FKSM 2023 libatkan komunitas seni media di seluruh Indonesia

Animo tinggi penonton terlihat sejak awal pertunjukan itu dimulai, teatrikal dan gemuruh hadrah, serta lantunan shalawat sontak membuat riuh penonton memberikan tepuk tangan yang meriah.

Kurator pertunjukan Yudi Ahmad Tajudin mengatakan, pertunjukan yang ditampilkan malam ini merupakan ekspresi dari realitas kehidupan yang dirasakan umat manusia saat ini yang divisualisasikan.

"Yang ingin disampaikan dari pertunjukan tadi adalah bagaimana teknologi media baru juga ikut membentuk kenyataan -kenyataan kita hari ini yang dimana manusia mampu berinteraksi dengan robot itu adalah potret, tapi isu terbesar dari pertunjukan tadi yang ingin kita angkat adalah isu lingkungan atau deforestasi," kata Yudi Ahmad Tajudin salah satu kurator pertunjukan.

Selain itu Yudhi juga mengatakan, Pertunjukan yang berlangsung sejak 2-8 September itu, akan menampilkan pertunjukan-pertunjukan spektakuler lainnya.

"Pertunjukan tadi itu hanya satu dari serangkaian pertunjukan yang akan tampil hingga tanggal 8 September nanti, dan bagiku semuanya sangat menarik," katanya.

"Kemudian untuk besok malam, ada pertunjukan dari teman-teman Sulawesi Selatan yang akan menampilkan pertunjukan silang media yang berbicara tentang kebun sebagai arsip sejarah sosial," katanya.