Pemkot Mataram menyiapkan konsep TPST Ampenan

id Mataram TPST ampenan,TPST, Mataram, Sampah

Pemkot Mataram menyiapkan konsep TPST Ampenan

Ilustrasi: sejumlah pekerja mulai melaksanakan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang anggarannya bersumber dari bantuan pemerintah pusat sebesar Rp19,9 miliar. Senin (2/10-2023) (ANTARA/ Nirkomala) 

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan konsep pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Ampenan untuk mengurangi pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.

"Setelah pembangunan TPST modern Sandubaya terealisasi, kini kita siapkan untuk pembangunan TPST Ampenan untuk mengakomodasi tiga wilayah bagian barat," kata Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Irwansyah di Mataram, Senin.

Hal itu disampaikan di sela kegiatan peletakan batu pertama pembangunan TPST Sandubaya oleh Wali Kota Mataram  Mohan Rolisakan bersama Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Nusa Tenggara Barat (BPPW NTB) Ika Sri Rejeki, dan sejumlah jajaran terkait lainnya yang sumber anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp19,9 miliar lebih.

Menurutnya, jika TPST Sandubaya dihajatkan untuk mengakomodasi sampah tiga kecamatan bagian timur yakni Kecamatan Sandubaya, Cakranegara, dan Mataram, maka TPST Ampenan disiapkan untuk tiga kecamatan di bagian barat.

Tiga kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Ampenan, Sekarbela, dan Kecamatan Selaparang. Karenanya, untuk rencana pembangunan TPST Ampenan, Pemerintah Kota Mataram sudah siapkan lahan satu hektare di dekat pasar ikan Ampenan. "Untuk anggaran pembangunan fisik dan fasilitas pendukung, akan kita usulkan ke pemerintah pusat seperti TPST Sandubaya," katanya.

Irwansyah mengatakan, dengan satu hektare luas lahan yang disiapkan untuk TPST Ampenan itu, maka konsep TPST Ampenan akan berbeda dengan TPST Sandubaya. Kalau TPST Sandubaya memiliki lahan 5.300 meter persegi difokuskan untuk pengolahan sampah dengan budidaya maggot dan pengolahan sampah plastik menjadi batako.

"Kalau di TPST Ampenan, kita rencanakan untuk pengolahan sampah dari limbah kayu atau ranting pohon menjadi pelet pengganti batu bara. Jadi bisa dimanfaatkan oleh PLN juga," katanya.

Irwansyah mengatakan, jika Kota Mataram memiliki dua TPST maka pihaknya optimistis ke depan Kota Mataram hanya akan membuang residu ke TPA regional. Pasalnya, semua jenis sampah akan terpilah dan dikelola di TPST, baik itu sampah organik maupun anorganik. Untuk sampah organik yang dipilah dari rumah tangga, bisa langsung diolah menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair.

Baca juga: TPST modern senilai Rp19,9 miliar di Mataram mulai dibangun
Baca juga: TPST modern dilengkapi alat olah sampah plastik jadi batako


"Sedangkan sampah plastik, sudah disiapkan bank sampah dan bisa diolah menjadi batako. Jadi sisa-sia sampah yang tidak bisa diolah saja yang kita buang ke TPA regional," katanya.

Dengan demikian, Pemerintah Kota Mataram bisa berkontribusi untuk memperpanjang usia TPA regional yang saat ini sudah membuka lahan baru seluas 5 hektare dengan target penggunaan sekitar 2-3 tahun. "Selain itu, melalui TPST kita dapat hemat biaya untuk kompensasi jasa pelayanan (KJP) sebesar Rp2,8 miliar per tahun," katanya.