Kapasitas sampah di TPST Modern Mataram maksimal 40 ton

id DLH Kota Mataram,TPST modern,sampah,TPST Sandubaya

Kapasitas sampah di TPST Modern Mataram maksimal 40 ton

Aktivitas pemilihan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menegaskan kapasitas pengolahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya maksimal 40 ton per hari.

"Jika di atas itu kami khawatir mesin atau alat-alat pemilihan sampah bisa rusak, karena kapasitas melampaui spesifikasi yang ada," kata Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Selasa.

Pernyataan itu disampaikan menyikapi banyaknya masukan yang meminta agar kapasitas TPST modern ditingkatkan ketika Kota Mataram saat ini dalam kondisi darurat sampah karena penutupan operasional Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.

Menurutnya, sejak TPST modern dirancang dengan kapasitas maksimal 40 ton, ketika DLH mencoba menambah kapasitas 10 ton, pihaknya langsung mendapatkan teguran dari kementerian karena dinilai melanggar DED (Detail Engineering Design) yang ditetapkan.

Baca juga: TPST Modern Mataram jadi percontohan pengelolaan sampah

Ketika usulan pembangunan TPST modern, DED pengolahan sampah sebanyak 40 ton yang merupakan sampah dari Kecamatan Cakranegara dan Sandubaya.

"Selama TPA ditutup, sampah dari dua kecamatan tersebut tetap masuk TPST modern untuk diolah sesuai dengan standar dan ketentuan yang ditetapkan," katanya.

Sampah yang masuk di TPST modern diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi, seperti pakan maggot, pupuk kompos, pupuk cair, dan paving block. Sampah organik diolah menjadi pakan maggot dan kompos, sedangkan sampah plastik menjadi paving block.

"Untuk paving block, sementara ini hasil produksi kami manfaatkan untuk penataan areal TPST modern," katanya.

Baca juga: TPST modern Mataram kurangi sampah ke TPA hingga 38 ton/hari

Sekretaris DLH Kota Mataram Irwansyah sebelumnya mengatakan dengan kondisi itu TPST modern saat ini sudah mampu menjadi percontohan pengelolaan sampah, khususnya untuk wilayah Indonesia bagian timur.

"Alhamdulillah, sejak TPST modern Sandubaya beroperasi pada Juni 2024, kunjungan dari sejumlah daerah serta dunia pendidikan terus berdatangan," katanya.

Apalagi setelah adanya kunjungan dari Badan Perencana Nasional (Bappenas) bersama tim dari sejumlah daerah, seperti Sumatra, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan, pada bulan September 2024.

Baca juga: TPST Sandubaya Mataram mampu produksi 20 ton magot

Bahkan dari Kementerian PUPR juga sering kali memberikan rekomendasi studi tiru pengolahan sampah ke TPST modern Mataram itu, sehingga semakin memperkuat keberadaan TPST modern sebagai TPST percontohan, khususnya untuk Indonesia bagian timur.

Selain itu TPST modern Mataram juga dapat menjadi wisata edukasi bagi anak-anak sekolah yang ingin belajar mengolah sampah secara mandiri.

"Kalau dihitung-hitung, kunjungan anak sekolah ke TPST modern Mataram hampir setiap pekan. Mereka tidak hanya dari Kota Mataram, melainkan juga dari Lombok Tengah, Lombok Timur, bahkan dari Pulau Sumbawa," katanya.

Baca juga: TPST Sandubaya Mataram ubah limbah plastik jadi bata beton
Baca juga: TPST Mataram jadi lokasi "workshop" sanitasi lima provinsi

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.