Jaksa melimpahkan dua tersangka korupsi tambang dari otoritas pelabuhan

id pelimpahan tersangka dan barang bukti,tahap dua perkara,korupsi tambang pasir besi,tambang pt amg,tersangka otoritas pel

Jaksa melimpahkan dua tersangka korupsi tambang dari otoritas pelabuhan

Jaksa memeriksa tersangka dari otoritas pelabuhan dengan pendampingan kuasa hukum dalam kegiatan pelimpahan tahap dua perkara korupsi tambang pasir besi PT AMG di Kantor Kejati NTB, Mataram, Selasa (17/10/2023). (ANTARA/HO-Kejati NTB)

Mataram (ANTARA) - Penyidik Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat melimpahkan dua orang tersangka dan barang bukti kasus korupsi tambang pasir besi PT Anugrah Mitra Graha (AMG) dari pihak otoritas pelabuhan kepada jaksa penuntut umum.

Juru Bicara Kejati NTB Efrien Saputera di Mataram, Selasa, membenarkan adanya kegiatan pelimpahan tahap dua untuk tersangka terakhir dari pihak otoritas pelabuhan.

"Iya, hari ini telah dilaksanakan tahap dua pelimpahan dua tersangka dan barang bukti dari otoritas pelabuhan ke penuntut umum," kata Efrien.

Dua tersangka tersebut adalah Sentot Ismudiyanto Kuncoro yang bertugas sebagai Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Kayangan bersama anak buahnya, Suharmaji.

Dalam kegiatan pelimpahan yang berlangsung di Kejati NTB, masing-masing tersangka didampingi kuasa hukum.

Dengan adanya kegiatan pelimpahan, jaksa penuntut umum saat ini sedang menyusun surat dakwaan.

"Kalau sudah rampung (surat dakwaan), akan segera kami daftarkan ke pengadilan," ujarnya.

Dalam penanganan kasus tambang ini kejaksaan telah menetapkan tujuh tersangka dengan dua di antaranya dari otoritas pelabuhan.

Keduanya turut terseret sebagai tersangka karena terungkap mengeluarkan persetujuan pengapalan material tambang milik PT AMG.

Dari proses penyidikan jaksa, pengapalan material tambang PT AMG Pada periode 2021 sampai 2022 terungkap tanpa mengantongi persetujuan rencana kegiatan dan anggaran biaya (RKAB)

Akibat dari adanya pengapalan, muncul kerugian negara senilai Rp36 miliar sesuai hasil audit BPKP NTB. Sentot bersama Suharmaji pun diduga turut bertanggung jawab dari munculnya kerugian negara tersebut.