Menkopolhukam Mahfud MD mengajak masyarakat antisipasi tantangan Pemilu 2024

id Mahfud MD,Menjelang Pilpres,Pemilu Serentak, Rawan konflik Pemilu

Menkopolhukam Mahfud MD mengajak masyarakat antisipasi tantangan Pemilu 2024

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Prof Mahfud Md saat menyampaikan dialog kebangsaan di Padang, Kamis malam, (16/11). ANTARA/Muhammad Zulfikar.

Padang (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Prof Mahfud Md mengajak masyarakat di Tanah Air untuk mengantisipasi berbagai tantangan yang bisa saja terjadi saat penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
 

"Pertama, kemungkinan ada perpecahan. Sebab, terkadang kita lupa kalau kita punya budaya bahari yang seharusnya itu bisa mencegah perpecahan," kata Menkopolhukam RI Mahfud Md di Padang, Kamis malam.

Hal tersebut disampaikan Mahfud Md pada dialog kebangsaan bertajuk "Pemilu Demokratis, Mempererat Persatuan Bangsa" di Auditorium Gubernur Sumatra Barat. Kendati terdapat potensi itu, eks Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut menyakini hal itu bisa diantisipasi asalkan masyarakat mengedepankan budaya bahari, dan nilai-nilai luhur yang selama ini dijadikan pedoman hidup.

Tantangan kedua yakni politisasi agama yang dijadikan untuk mendiskriminasi orang atau pihak tertentu untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, jika seseorang berjuang berdasarkan nilai-nilai keagamaan, maka hal tersebut sangat baik.

Ancaman berikutnya, lanjut dia, ialah mengenai ketidakadilan atau kecurangan dalam penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan. Pada kesempatan itu, Mahfud mencontohkan ketidakadilan atau indikasi kecurangan di Pemilu 2014 saat Prabowo Subianto berhadapan dengan Joko Widodo.

Baca juga: Polda sebutkan Maluku teruji dengan kategori sangat rawan saat pemilu
Baca juga: Kapolda NTB mengerahkan 8.000 personel pengamanan Pemilu 2024

Saat itu, di Kabupaten Bangkalan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memperoleh suara 100 persen, sementara Joko Widodo dan Ma'ruf Amin nihil suara. Sebaliknya, di salah satu kabupaten di Provinsi Papua pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin meraup suara 100 persen, sementara Prabowo-Sandiaga Uno sama sekali tidak mendapatkan suara.

"Curangnya silang. Jadi sekarang itu terjadi kecurangan horizontal, kalau zaman orde baru kecurangannya bertingkat," ujarnya.