Dinkes menargetkan kasus stunting di Mataram di bawah 10 persen

id kasus stunting Mataram,Stunting,Mataram

Dinkes menargetkan kasus stunting di Mataram di bawah 10 persen

Ilustrasi - Kader posyandu Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan pengukuran tinggi bayi dalam kegiatan posyandu keluarga (posga). (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menargetkan kasus balita kerdil atau stunting di Mataram pada akhir tahun 2023 ini bisa turun hingga di bawah 10 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Usman Hadi di Mataram, Rabu, mengatakan kasus stunting di Mataram saat ini tercatat 11,98 persen atau turun dari data sebelumnya bulan Agustus 2023 sebanyak 14,7 persen atau 3.732 balita.

"Karena itu, Insya Allah, kasus stunting akhir tahun 2023 ini kita turunkan lagi menjadi satu digit atau di bawah 10 persen. Sementara target nasional 14 persen," katanya.

Oleh karena itu, untuk mencapai target tersebut, Rabu pagi (22/11) sudah dilaksanakan kegiatan rembuk stunting Kota Mataram dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait se-Kota Mataram.

Beberapa OPD terkait itu antara lain, Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda), RSUD Kota Mataram, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB), Dinas PUPR, Dinas Pertanian, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, TP PKK, camat se-Kota Mataram, Dharma Wanita, Gabungan Organisasi Wanita Kota Mataram dan OPD lainnya.

Kegiatan rembuk stunting dilaksanakan sesuai dengan Perpres 72 tahun 2021. Di mana pada pilar pertama disebutkan untuk penurunan kasus stunting ada pertemuan komitmen dan visi pimpinan tingkat daerah yang minimal harus diadakan satu kali setahun.

"Rembuk stunting bertujuan menggalang komitmen OPD dalam penurunan kasus stunting di Kota Mataram sesuai target yang ditetapkan," katanya.

Di samping itu, kata Usman, untuk mencapai penurunan angka stunting secara maksimal terus dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait termasuk memperkuat peran kader dalam memberikan edukasi melalui kegiatan posyandu keluarga (posga).

Selain itu, Dinkes juga sedang melaksanakan program pemberian layanan konsultasi ke dokter spesialis anak, serta pemberian makanan tambahan dan susu gratis untuk memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita stunting.

Baca juga: Kolaborasi atasi stunting lewat "Sail Teluk Cenderawasih"
Baca juga: Pentingnya sanitasi cegah stunting di Kaltim


"Kami juga bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) terkait untuk pencegahan stunting dari hulu atau sebelum ada kasus. Kami menangani kasus yang sudah ada," katanya.*