Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung satuan pendidikan vokasi untuk siap memasuki industri bisnis terutama ritel terutama dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati menuturkan dukungan ini dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan Erajaya Group yang sesuai implementasi Merdeka Belajar yaitu melibatkan berbagai pihak demi pemajuan pendidikan.
“Dalam Merdeka Belajar terdapat perubahan paradigma pendidikan agar berpusat pada siswa dan mengajak sebanyak mungkin stakeholder atau para pihak eksternal,” katanya di Convention Hall SME Tower, Gedung Smesco, Jakarta, Kamis.
Kiki berharap mitra industri seperti Erajaya Group bukan hanya menyediakan anggaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan namun juga ikut mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Selain itu, industri harus turut mendidik dan mengajar sebagai praktisi mengajar, memberi kesempatan pelatihan bagi guru, serta memfasilitasi kesempatan magang terstruktur di industri sehingga lulusan SMK berkompeten sesuai harapan industri.
Kemendikbudristek sendiri saat ini telah mencanangkan program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) melalui dua mekanisme, yaitu SMK PK Reguler dan SMK PK Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD).
Program SMK PK hingga 2023 telah mencakup hampir 1,8 juta siswa dengan 1.851 sekolah menjadi penerima manfaat sedangkan program SMK PK SPD dikembangkan dengan tujuan mengajak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sebagai co-creator pendidikan vokasi.
Chief Human Capital, Legal, GA dan CSR Erajaya Group Jimmy Perangin Angin menegaskan pihaknya berkomitmen pada pelaksanaan praktik bisnis yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Salah satunya dengan mendukung perkembangan pendidikan vokasi yang dinilai akan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan unggul, serta mampu menjadi generasi penerus dunia ritel. Hal tersebut kemudian diwujudkan melalui kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dari Kemendikbudristek yang telah terjalin sejak 2019.
Perjanjian itu dilanjutkan ke tahap kedua pada hari ini dengan dengan lingkup meliputi penyelarasan kurikulum berbasis industri sekaligus peningkatan kompetensi serta sertifikasi kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik.
Baca juga: Kemenperin mencetak 269 SDM siap kerja dari Politeknik ATI Makassar
Baca juga: Kementan maksimalkan pendidikan vokasi cetak petani
Kemudian juga penyediaan pendidik tamu dari dunia usaha dan dunia industri, praktik kerja lapangan, penelitian terapan bersama, hingga rekrutmen kerja lapangan.
“Penggabungan perspektif dari sisi bisnis, pemerintahan, dan praktisi akan memberikan sudut pandang baru dan lengkap yang bermanfaat untuk mewujudkan generasi unggul dan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan masa kini,” kata Jimmy.
Berita Terkait
Pendidikan vokasi harus dekat dengan potensi daerah
Kamis, 5 Desember 2024 6:43
Tren di bidang ekonomi 10 tahun ke depan
Minggu, 1 Desember 2024 16:35
Kemendikbudristek sebut vokasi tumbuhkan ekonomi lokal
Selasa, 8 Oktober 2024 6:11
Kemendikbudristek memaparkan capaian pendidikan vokasi periode 2020-2024
Minggu, 28 Juli 2024 6:24
Atase pendidikan Jepang beri dukungan SV IPB University
Rabu, 19 Juni 2024 6:27
Sebanyak 28.415 peserta lolos SNBT PTN Vokasi
Kamis, 13 Juni 2024 14:18
Kampus Merdeka Fair 2024 memperkuat gerakan MBKM mandiri
Sabtu, 1 Juni 2024 14:17
Kemnaker ingatkan instruktur pelatihan vokasi
Kamis, 9 Mei 2024 18:03