Turnamen pembuka ini menjanjikan bahwa Piala Asia AFC edisi ke-18 ini dimulai dengan penuh gaya dan kegembiraan, dan adrenalin langsung meningkat karena babak penyisihan grup langsung menghadirkan beberapa pertandingan menarik sepanjang sisa bulan Januari ini.
Berikut ini lima pertandingan menarik menurut AFC selama babak fase grup yang "wajib" ditonton para penggemar sepak bola Asia.
Qatar V Lebanon (Grup A, 12 Januari)
Kurang lebih setahun setelah menjadi tuan rumah final Piala Dunia FIFA 2022 yang monumental antara Argentina dan Prancis di hadapan hampir 90.000 penonton, Stadion Lusail akan menjadi saksi acara akbar lainnya saat Qatar menjamu Lebanon di pembuka tirai Piala Asia AFC pada hari Jumat.
Upaya mempertahankan gelar perdananya dan juga menjadi tuan rumah, membuat Tmnas Qatar mendapat beban sekaligus tambahan motivasi untuk menampilkan permainan impresif di ajang kontinental guna menebus tersingkirnya mereka di babak grup di kandang mereka dalam Piala Dunia FIFA pada tahun 2022.
Tim Maroon juga memiliki tantangan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di bawah pelatih kepala baru Marquez Lopez, yang menggantikan Carlos Queiroz dengan waktu tersisa satu bulan lagi untuk pertandingan melawan Lebanon – lawan yang mereka kalahkan 2-0 untuk memulai perjalanan dongeng menuju mahkota perdananya pada tahun 2019.
Namun, dengan bintang-bintang berpengalaman, seperti kapten Hassan Maatouk dan Mohamad Haidar, dan kontingen luar negeri termasuk Omar Bugail dari AFC Wimbledon dan Gabriel Bitar dari Vancouver FC, The Cedars berharap bisa memberikan kejutan melawan Qatar kali ini di pertandingan pembuka Grup A.
Indonesia V Vietnam (Grup D, 19 Januari)
Indonesia dan Vietnam adalah dua tim yang tidak perlu diperkenalkan satu sama lain. Duo negara asal ASEAN ini telah berhadapan di Asia Tenggara selama bertahun-tahun, memberikan beberapa pertandingan paling berkesan di Piala AFF (Federasi Sepak Bola ASEAN) – yang terbaru di semifinal edisi 2022 ketika Vietnam menang agregat 2-0.
Namun, apa yang membuat pertandingan pada tanggal 19 Januari ini menjadi lebih istimewa adalah kenyataan bahwa ini akan menjadi pertama kalinya dalam 52 tahun dua tim Asia Tenggara bertemu di Piala Asia AFC.
Vietnam berharap untuk melanjutkan prestasi tahun 2019 dan kembali tampil di babak sistem gugur, tetapi mereka harus melakukannya di bawah pelatih kepala baru Philippe Troussier, yang akan memimpin mereka memasuki turnamen besar pertama mereka sejak kepergian Park Hang-seo yang sangat sukses awal tahun lalu.
Sementara itu, bagi Pasukan Garuda asuhan Shin Tae-yong, Piala Asia ini akan menjadi momen penting karena mereka kembali ke pentas kontinental untuk pertama kalinya sejak 2007 ketika mereka menjadi tuan rumah bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Dengan persaingan yang ketat antar suporter, kedua belah pihak hanya mengincar kemenangan saat mereka berhadapan di pertandingan grup kedua mereka.
Iran V UEA (Grup C, 23 Januari)
Setelah meninggalkan Republik Korea, ahli taktik asal Portugal Paulo Bento menggantikan Rodolfo Arruabarrena sebagai pelatih kepala UEA pada bulan Juli dan sekarang bertanggung jawab atas tim Emirat yang mencapai semifinal Piala Asia AFC dalam dua edisi terakhir.
The Whites berharap bisa mencapai final pertama mereka sejak tahun 1996 namun akan menghadapi ujian awal di pertandingan terakhir babak penyisihan grup di Al Rayyan ketika mereka menghadapi Iran, yang saat ini dilatih oleh Amir Ghalenoei, yang juga hanya lolos ke babak semifinal edisi tahun 2019 kalah 3-0 dari Jepang.
Ini akan menjadi kali ketiga kedua kubu bertemu dalam empat edisi Piala Asia AFC. Pada tahun 2011, ketika Qatar sebelumnya menjadi tuan rumah turnamen tersebut, Tim Melli menjadi pemenang karena tiga gol di babak kedua membantu mereka menang 3-0 dan maju ke perempat final sebagai juara grup.
Empat tahun kemudian, mereka bertemu lagi di pertandingan grup terakhir mereka di Brisbane – kali ini Reza Ghoochannejhad mencetak gol penentu kemenangan pada menit ke-91 dalam kemenangan 1-0 saat kedua tim melaju. Taruhannya kali ini juga pasti akan besar ketika kedua belah pihak bertemu pada tanggal 23 Januari.
Australia V Uzbekistan (Grup B, 23 Januari)
Australia dan Uzbekistan akan bertanding dalam pertandingan ketiga dan terakhir Grup B mereka di Stadion Al Janoub pada 23 Januari – sebuah pertandingan yang bisa menentukan negara mana yang akan finis sebagai pemenang dan runner-up grup yang juga menampilkan Suriah dan India.
Socceroos dan Serigala Putih memiliki sejarah bersama di Piala Asia AFC dengan keduanya bertemu untuk pertama kalinya di semifinal tahun 2011 di mana Australia membukukan kemenangan telak 6-0. Namun, keadaan menjadi lebih dekat ketika mereka berhadapan lagi delapan tahun kemudian di Babak 16 Besar.
Tidak ada yang membedakan Australia asuhan Graham Arnold dan Uzbekistan asuhan Hector Cuper setelah 120 menit di Al Ain. Namun kiper Socceroos, Mathew Ryan, yang terbukti menjadi pahlawan saat ia menyelamatkan dua penalti Uzbekistan untuk mengirim juara bertahan itu lolos ke perempat final.
Namun tim Uzbekistan telah berkembang semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir dengan banyak pemain kunci mereka, termasuk kapten Eldor Shomurodov (yang akan absen karena cedera), Jaloliddin Masharipov dan Abdukodir Khusanov kini bermain di Eropa. Dan mereka berharap ini merupakan keberuntungan ketiga kalinya melawan Australia.
Arab Saudi V Thailand (Grup F, 25 Januari)
Arab Saudi dan Thailand menuju Piala Asia AFC dengan orang-orang baru yang bertanggung jawab atas tim nasional mereka dan kedua belah pihak akan berhadapan dalam pertemuan menarik pada Pekan Ketiga di Grup F, yang juga menampilkan Republik Kyrgyzstan dan Oman.
Arab Saudi asuhan Herve Renard menjadi berita utama ketika mereka mengejutkan juara bertahan Argentina dalam pertandingan pembuka Piala Dunia FIFA 2022 lebih dari setahun yang lalu dan Green Falcons kembali ke Qatar, kali ini di bawah bimbingan Roberto Mancini, saat mereka ingin menantang sekali lagi panggung kontinental.
Saudi, yang sebelumnya telah mengangkat Piala Asia AFC tiga kali, belum pernah memenangkan trofi yang didambakan tersebut selama 27 tahun. Setelah tersingkir dari babak penyisihan grup pada tahun 2011 dan 2015 serta babak 16 besar pada tahun 2019, kini tanggung jawab berada di tangan ahli taktik Italia itu untuk mengembalikan Arab Saudi ke level tertingginya di masa lalu.
Sementara itu, pelatih asal Jepang Masatada Ishii mengambil alih jabatan pelatih kepala Thailand dari Alexandre Polking hanya beberapa minggu sebelum turnamen dan juara bertahan ASEAN dua kali itu berharap bisa mengibarkan bendera kawasan itu tinggi-tinggi di Piala Asia AFC. Penampilan yang kuat melawan Arab Saudi di pertandingan terakhir grup mereka akan mencapai hal tersebut.
Baca juga: Pesepak bola Pratama Arhan bertekad beri penampilan terbaik untuk Indonesia di Piala Asia
Baca juga: Pelatih Shin Tae: Kita bisa bersaing di Piala Asia U-23