Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas Mataram Meningkat

id ANGKA KECELAKAAN

Korban meninggal dunia selama periode Januari hingga Oktober 2016, tercatat sebanyak 65 orang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada periode tahun sebelumnya, sebanyak 58 orang
Mataram (Antara NTB) - Angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas (lakalantas) hingga Oktober 2016 untuk wilayah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Korban meninggal dunia selama periode Januari hingga Oktober 2016, tercatat sebanyak 65 orang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada periode tahun sebelumnya, sebanyak 58 orang," kata Kanit Lakalantas Polres Mataram Ipda I Made Sugiarta kepada wartawan, Rabu.

Sugiarta memaparkan jumlah keseluruhan angka lakalantas periode Januari hingga Oktober 2016, sebanyak 278 kasus, dengan meninggal dunia sebanyak 65 orang dan yang mengalami luka ringan sebanyak 330 orang.

Sedangkan catatan di tahun 2015, terdapat 240 kasus, dengan korban meninggal dunia sebanyak 58 orang dan luka ringan 281 orang.

Bahkan menurut data tiga bulan terakhir, angka lakalantas terus meningkat. Untuk bulan Oktober, jumlah kecelakaan yang tercatat sebanyak 41 kasus, dengan perincian sembilan korban meninggal dunia dan 51 orang mengalami luka ringan.

Terkait dengan peningkatan jumlah lakalantas di wilayah hukum Polres Mataram ini, Sugiarta mengimbau kepada masyarakat, khususnya para pengendara maupun pengguna jalan lainnya untuk lebih menaati dan tertib dalam berlalulintas.

"Tidak ada salahnya untuk menaati rambu-rambu yang ada, aturan dalam berkendara, seperti menggunakan helm, memasang kaca spion, itu penting demi menjaga keselamatan diri maupun orang lain," ujarnya.

Termasuk, lanjutnya, para pengendara juga diharapkan untuk tidak menggunakan telefon genggam saat sedang berkendara atau berada di marka jalan. Karena hal itu pun dapat mengancam keselamatan jiwa saat berkendara.

"Ketika sedang diatas motor atau sedang mengemudi, ponselnya tolong disimpan, utamakan keselamatan diri maupun jiwa orang lain," kata Sugiarta. (*)