Kementan perbanyak SDM pertanian dari generasi muda

id SDM Pertanian

Kementan perbanyak SDM pertanian dari generasi muda

Para nara sumber dari Kementerian Pertanian, Pemprov NTB dan dari Australia memaparkan materinya pada acara seminar nasional tentang pertanian. (1)

"Sebenarnya bukan minat yang tidak ada, tapi belum berkesempatan"
Mataram (Antara NTB) - Kementerian Pertanian terus berupaya memperbanyak sumber daya manusia dari kalangan generasi muda yang menekuni bisnis di sektor pertanian melalui berbagai program regenerasi.

"Sebenarnya bukan minat yang tidak ada, tapi belum berkesempatan. Makanya, kami sedang melaksanakan program penumbuhan wirausaha muda di sektor pertanian," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian, Kementan Pending Dadih Permana, di Mataram, Sabtu.

Hal itu dikatakan saat menjadi pemateri pada seminar nasional pengembangan pertanian berkelanjutan yang adaptif terhadap perubahan iklim menuju ketahanan pangan dan energi bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Mataram (Unram).

Pria yang biasa disapa Dadih ini mengatakan, upaya memperbanyak SDM pertanian dari kalangan generasi muda dilakukan bekerja sama dengan perguruan tinggi. Sebab, lembaga tersebut adalah sumber SDM yang akan mengawal program pembangunan pertanian.

"Pada kesempatan ini, saya berharap Unram melakukan survei apakah lulusannya banyak bergelut di sektor pertanian," ujarnya.

Kementan juga bersinergi dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk sama-sama memotivasi kaum muda mencintai dunia pertanian.

Menurut mantan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB ini, regenerasi SDM pertanian tidak hanya dari sisi petani dan pengusaha, tetapi SDM aparatur pertanian, terutama para penyuluh pertanian lapangan yang berstatus pegawai negeri sipil juga perlu diregenerasi. Sebab, akan banyak yang pensiun dalam beberapa tahun ke depan.

Para penyuluh pertanian sangat dibutuhkan karena tidak hanya mengawal para petani dalam berusaha tani. Namun keberadaan aparatur tersebut sudah diarahkan juga untuk mengawal penciptaan generasi muda berwirausaha di sektor pertanian.

"Masing-masing penyuluh pertanian didorong untuk mampu menciptakan lima wirausaha pertanian dari kalangan pemuda. Itu bukan ditugaskan, tapi sudah menjadi tugas penyuluh," kata Dadih.

Kementan juga masih menjalankan program magang ke Jepang bagi kalangan pemuda usia maksimal 25 tahun untuk meningkatkan kemampuan di bidang budi daya pertanian selama satu tahun.

Sementara itu, Wakil Rektor I Unram H Lalu Sapta Wira Karyadi, menilai kalangan generasi muda masih memandang sektor pertanian sebagai sektor yang imperior karena pertanian yang dilihat masih dalam subsistem yang terpisah, yakni hanya aspek hulu saja.

"Padahal pertanian adalah sebuah sistem yang besar tapi kecenderungan masyarakat kita mempersepsikan bahwa yang namanya pertanian itu hanya proses produksinya saja, bergelut dengan lumpur di sawah dan mencangkul," katanya.

Para generasi muda, menurut dia, sebenarnya bisa mengambil peluang-peluang usaha, tidak hanya dari sisi budi daya, tetapi dari sisi agribisnis hasil produksi pertanian.

"Pertanian itu sangat luas, tidak hanya dari sisi hulunya saja, tapi hilirnya yang sangat potensil untuk dijadikan lahan usaha, mulai dari tata niaga produksi hingga pengolahan hasil pertanian menjadi produk bernilai ekonomi relatif tinggi," ucapnya. (*)