Awal Januari ini, Dinkes Lombok Tengah tangani dua kasus malaria impor

id Penyakit Malaria ,Lombok Tengah ,NTB

Awal Januari ini, Dinkes Lombok Tengah tangani dua kasus malaria impor

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Putrawangsa (ANTARA/Akhyar Rosidi)

Warga yang terkena penyakit malaria impor dari Papua ini ada di Desa Peringgerata dan Desa Sukarara Kecamatan Jonggat

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang menangani dua kasus penyakit malaria impor di awal Januari 2024.

"Warga yang terkena penyakit malaria impor dari Papua ini ada di Desa Peringgerata dan Desa Sukarara Kecamatan Jonggat," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Putrawangsa di Praya, Senin.

Ia mengatakan kedua korban ini terjangkit saat bekerja di Papua, sehingga ketika merasa deman mereka pulang. Kondisi para korban saat ini sudah membaik setelah mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Bagu dan di Rumah Sakit Gerung.

"Kondisi kedua korban sudah membaik. Mereka positif terjangkit penyakit malaria di tempat mereka bekerja," katanya.

Baca juga: Pemerintah membagikan obat malaria ke NTB
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dapat sertifikasi eliminasi malaria

Ia mengatakan penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium, ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Namun, untuk Kabupaten Lombok Tengah telah bebas dari penyakit malaria, meskipun ada kasus yang terjadi itu merupakan malaria impor.

"Kabupaten Lombok Tengah telah bebas penyakit malaria sejak 2014," katanya.

Untuk mengantisipasi terjadinya kasus malaria tersebut, petugas di puskesmas terus melakukan sosialisasi dan pemeriksaan terhadap pasien yang berasal dari daerah luar atau yang pernah bekerja di luar Lombok Tengah.

"Ketika ada gejala bisa ditangani langsung, sehingga tidak menular," katanya.

Ia juga mengingatkan kepada warga masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, meskipun Lombok Tengah bebas dari nyamuk penyebab penyakit malaria tersebut.

"Menjaga kebersihan lingkungan harus tetap dilakukan, sehingga tidak terkena penyakit malaria maupun penyakit DBD pada musim hujan 2024 ini," katanya.

Baca juga: BRIN cari alternatif obat berbasis tumbuhan