Kendalikan inflasi, TPID Mataram tetapkan strategi 4K

id TPID Mataram,kendalikan inflasi,inflasi,strategi 4K

Kendalikan inflasi, TPID Mataram tetapkan strategi 4K

Dokumen: Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram Lalu Alwan Basri (Batik kuning) saat turun memantau harga kebutuhan pokok di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANATRA/HO-Dokumen Pribadi)

Strategi 4K ini menjadi penting dalam upaya pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan laju inflasi
Mataram (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menetapkan strategi 4K yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif dalam upaya pengendalian inflasi di kota ini.

"Strategi 4K ini menjadi penting dalam upaya pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan laju inflasi," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram Lalu Alwan Basri di Mataram, Kamis.

Dikatakannya, strategi 4K tersebut juga dimaksudkan untuk menciptakan iklim ekonomi yang kondusif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kota Mataram.

"Apalagi menjelang masuknya hari raya keagamaan seperti Tahun Baru Imlek, dan bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriah, lanjut ke Idul Fitri maka potensi kenaikan harga perlu diantisipasi sedini mungkin," katanya.

Baca juga: Atasi naiknya harga kebutuhan pokok, Pemkot Mataram-BI bentuk Warung Tanggap Inflasi
Baca juga: Kendalikan inflasi, Pemkot Mataram terapkan strategi 4K


Sebagai langkah antisipasi, kata Sekda, pada Rabu (7/2-2024) TIPD Kota Mataram sudah melaksanakan rapat koordinasi dengan sejumlah pihak terkait termasuk dengan perwakilan dari Bank Indonesia (BI) dan BPS Kota Mataram.

Rapat koordinasi teknis tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja TPID Kota Mataram dalam mengendalikan inflasi di daerah serta merumuskan program kegiatan yang efektif dari setiap perangkat daerah anggota TPID dalam pengendalian inflasi 2024.

"Selain itu, untuk memastikan bahwa seluruh proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja TPID terdokumentasi dengan baik," katanya.

Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida sebelumnya mengatakan, berdasarkan hasil pantauan harga di sejumlah pasar tradisional, harga kebutuhan pokok sejauh ini relatif stabil.

Hanya saja ada beberapa kebutuhan pokok dan penting yang perlu intervensi segera agar tidak mengalami kenaikan signifikan. Misalnya, terkait harga telur yang saat ini masih di atas harga normal yakni Rp1.800 per butir atau Rp52.000 hingga Rp54.000 per 30 butir.

"Harga normal telur berkisar Rp1.500 per butir atau Rp45.000 per 30 butir atau per 'tray'," kata.

Baca juga: Mataram kolaborasi GPM dan pasar rakyat tekan inflasi

Selain itu harga cabai merah besar terus naik dari Rp60.000 per kilogram kini menjadi Rp63.000 per kilogram, sedangkan harga cabai merah kerting juga masih tinggi yakni Rp60.000 per kilogram.

"Sementara itu harga normal dari cabai merah besar dan keriting itu Rp25.000 per kilogram. Untuk cabai rawit, Alhamdulillah masih stabil Rp25.000 per kilogram," katanya.

Menurutnya, kenaikan harga telur tersebut dipicu produksi berkurang dan  pergantian induk ayam petelur atau afkir sehingga membutuhkan waktu untuk panen.

Kenaikan harga cabai merah besar disebabkan  banyak cabai dikirim ke luar daerah sehingga berimbas pada kenaikan harga di Pulau Lombok.

"Oleh karena itu, dalam perlu ada langkah cepat untuk menstabilkan harga, salah satunya dengan operasi pasar murah (OPM) bekerja sama dengan petani binaan BI agar masyarakat bisa mendapatkan harga lebih murah," katanya.

Baca juga: Disdag Mataram sebut kenaikan harga cabai bisa picu inflasi
Baca juga: Pemkot Mataram menggelar Gerakan Pangan Murah kendalikan inflasi