Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan melakukan uji coba sandar dan operasional tiga pelabuhan di Palu setelah sebelumnya rusak akibat gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018.
Ketiga pelabuhan yang berada di Palu adalah Pelabuhan Pantoloan, Donggala, dan Wani yang saat ini telah memasuki masa akhir proses pengerjaan.
“Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Laut optimistis ketiga pelabuhan tersebut dapat kembali melayani kegiatan kepelabuhanan, baik mobilitas masyarakat maupun distribusi logistik di Kota Palu dan sekitarnya, pada kuartal pertama tahun ini," kata Direktur Kepelabuhanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, M. Mashyud dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Sesuai amanat Presiden melalui Inpres Nomor 10 Tahun 2018 tentang percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana di Provinsi Sulawesi Tengah, termasuk fasilitas transportasi di bandara dan pelabuhan, Pemerintah RI melalui Kementerian Perhubungan telah menjalin kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk membenahi kerusakan infrastruktur dan fasilitas akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan sekitarnya, yang beberapa di antaranya yaitu perbaikan fasilitas pelabuhan.
Melalui program Emergency Assistance for Rehabilitation and Reconstruction (EARR), Kementerian Perhubungan optimis pengerjaan tiga pelabuhan di Teluk Palu dengan nilai investasi 68,36 juta dolar AS atau sekitar Rp1 triliun segera beroperasi dan melayani penumpang pada kuartal pertama 2024.
Pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi pelabuhan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dimana pemulihan infrastruktur pelabuhan menjadi sangat vital untuk pemulihan ekonomi masyarakat sekitar maupun pemerintah mengingat Pelabuhan Teluk Palu merupakan salah satu pelabuhan utama yang menjadi poros maritim di Indonesia.
Dengan dilakukannya uji sandar kapal memakai metode pengecekan pergerakan segmen beban lateral sandar kapal tersebut, dia berharap hasil pembangunan berjalan optimal dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan, sehingga selanjutnya fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan dapat digunakan untuk mendorong kemajuan perekonomian daerah maupun nasional dan membangun konektivitas transportasi nasional serta menciptakan keselamatan pelayaran.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Teluk Palu, Capt. Alexander Seleng Allokendek menuturkan, jelang diresmikan ketiga pelabuhan tersebut dalam waktu dekat, KSOP Kelas II Teluk Palu sudah menyiapkan langkah-langkah strategis, salah satunya dengan merubah pelabuhan penumpang yang lebih layak dari sisi luas-an hingga fasilitas sarana dan prasarana yang makin baik sehingga masyarakat lebih terlayani.
"Kami juga telah berkomunikasi dengan pihak eksternal seperti perusahaan-perusahaan pelayaran bahwa pelabuhan ini tidak hanya melayani penumpang namun juga multipurpose sehingga peran pelabuhan dapat difungsikan lebih aktif lagi," tutur Alex.
Baca juga: Kemenhub tingkatkan standar kelaikan kendaraan
Baca juga: Digitalisasi layanan pelabuhan dorong peningkatan PNBP
Tidak hanya itu, koordinasi dan sinergisitas yang baik dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan setempat juga telah dilakukan sejak awal perencanaan pembangunan ketiga pelabuhan tersebut.
Lebih lanjut, Alex mengungkapkan bahwa pasca tsunami yang terjadi pada tahun 2018 silam, masih terdapat beberapa hambatan dalam fungsi pengawasan dan penjagaan terkait keselamatan pelayaran di perairan Teluk Palu, salah satunya belum memadai kapal patroli.