Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kontribusi sektor manufaktur Indonesia berada di atas rata-rata nilai kontribusi dunia.
Menurutnya, berdasarkan data UNStats, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2021 sebesar 228 miliar dolar AS. Pada periode tersebut, peringkat MVA Indonesia berada di atas beberapa negara, seperti Kanada, Turki, Irlandia, Brazil, Spanyol, Swiss, Thailand, dan Polandia.
“MVA Indonesia memberikan kontribusi sebesar 1,46 persen terhadap total MVA dunia tahun 2021, menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu powerhouse manufaktur di dunia,” kata Menperin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dirinya menyampaikan dalam kurun waktu 2014-2022 nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 3,44 persen, sedangkan rata-rata pertumbuhan dunia sebesar 2,35 persen.
Pada periode yang sama, rata-rata kontribusi PDB manufaktur terhadap total PDB Indonesia yakni sebesar 19,9 persen. Angka tersebut juga menempatkan Indonesia lebih tinggi dari rata-rata kontribusi PDB manufaktur dunia yang hanya sebesar 16,26 persen.
Menperin menilai hal tersebut turut memberikan ruang yang semakin besar bagi sektor manufaktur Indonesia dalam memberikan dampak berkelanjutan (multiplier effect) terhadap sektor lainnya. Seperti meningkatkan output industri nasional , serta meningkatkan pendapatan di sektor transportasi, pertanian, dan perkebunan.
Baca juga: Kemenperin upayakan subtitusi impor farmasi
Baca juga: Kemenperin berharapkan industri makanan berperan capai NZE
Adapun sebelumnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Januari 2024 mencapai 52,35 atau menguat 1,03 poin dibandingkan capaian pada Desember 2023 yang sebesar 51,32.
Dari 23 subsektor yang diukur, sebanyak 17 subsektor mengalami ekspansi dengan share Pendapatan Domestik Bruto (PDB) 90,8 persen. Sementara itu, sebanyak 6 subsektor mengalami kontraksi dengan share terhadap PDB sebesar 9,2 persen.
Peningkatan IKI pada Januari 2024 bersumber dari Variabel Pesanan Baru, Produksi dan Persediaan Produk yang mengalami ekspansi sebesar berturut-turut 52,17; 53,63; dan 50,80.
Berita Terkait
Indonesia bahas langkah kurangi emisi karbon
Kamis, 25 April 2024 9:30
Baterai dalam negeri turunkan harga mobil listrik 30 persen
Jumat, 29 Maret 2024 5:02
Isuzu dan Toyota menanggapi Menperin soal impor D-cab
Sabtu, 23 Maret 2024 7:28
Menperin alokasi Rp116 miliar fasilitasi sertifikasi TKDN
Kamis, 7 Maret 2024 17:15
Serapan subsidi motor listrik 2023 capai 11 ribu unit
Rabu, 3 Januari 2024 16:55
Kemenperin menyiapkan dokumen revisi UU Perindustrian
Rabu, 3 Januari 2024 15:10
Smelter titanium Bangka Belitung pacu hilirisasi industri
Jumat, 8 Desember 2023 8:22
Kementerian Perindustrian memiliki profesor pendidikan vokasi pertama
Jumat, 3 November 2023 19:58