Disdag: Harga cabai rawit di Mataram naik jadi Rp55.000 per Kg

id harga cabai,Mataram, NTB,harga cabai naik,disdag mataram

Disdag: Harga cabai rawit di Mataram naik jadi Rp55.000 per Kg

Aktivitas pedagang cabai di salah satu pasar tradisional  Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/HO-Dokumen Pribadi)

Mulai dari harga RpRp30.000 per kilogram menjadi Rp35.000, naik lagi jadi Rp44.000, naik lagi Rp50.000 dan kini menjadi Rp55.000 per kilogram
Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan harga cabai rawit pada sejumlah pasar tradisional di Mataram, Jumat (17/1), mengalami kenaikan dari Rp30.000 per kilogram menjadi Rp55.000 per kilogram akibat kurang pasokan.

Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Jumat, mengatakan, kenaikan harga cabai rawit ini terjadi secara bertahap sejak Sabtu (11/2).

"Mulai dari harga RpRp30.000 per kilogram menjadi Rp35.000, naik lagi jadi Rp44.000, naik lagi Rp50.000 dan kini menjadi Rp55.000 per kilogram," sebutnya.

Sementara untuk harga cabai merah besar dan cabai merah keriting saat ini masih bertahan pada angka Rp60.000 per kilogram dan berada di atas harga normal sekitar Rp25.000 per kilogram.

Baca juga: Harga cabai merah besar di pasar Mataram tembus Rp60.000 per kilogram
Baca juga: Harga cabai di Mataram turun jadi Rp40.000 per kilogram


Menurut Sri, kenaikan harga cabai rawit tersebut dipicu karena pasokan berkurang yang disebabkan faktor perubahan cuaca dengan masuknya musim hujan.

"Dengan demikian, produksi beberapa kabupaten/kota penghasil cabai di daerah ini mulai menurun sehingga memicu kenaikan harga," katanya.

Terkait dengan itu, pihak sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait diantaranya Dinas Perdagangan Provinsi NTB agar dapat mendatang cabai dari luar daerah sebagai bagian upaya stabilkan harga agar tidak memicu inflasi.

"Minggu lalu, saya studi tiru ke luar daerah dan terlihat cabai petani di Pulau Jawa sudah hampir merah dan siap panen. Jika cabai dari luar daerah bisa masuk, maka itu bisa menekan harga cabai di kota ini," katanya.

Baca juga: Disdag Mataram sebut kenaikan harga cabai bisa picu inflasi
Baca juga: Disdag Mataram memantau stok cabai antisipasi lonjakan harga


Selain itu, Sri juga sudah melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk melakukan operasi pasar murah (OPM) terkait beberapa komoditas pertanian terutama cabai.

BI memiliki banyak binaan petani hortikultura yang dapat dilibatkan untuk melaksanakan OPM guna membantu dan meningkatkan daya beli masyarakat.

"Jika OPM bisa dilaksanakan, maka masyarakat bisa membeli cabai dan komoditas pertanian lainnya dengan harga yang lebih murah sebab yang menjual adalah petani langsung binaan BI," katanya.

Di samping itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kota Mataram agar dapat mengoptimalkan kegiatan pasar tani.

"Dinas Pertanian juga punya komoditas petani hortikultura yang bisa dilibatkan, agar harga jual bisa lebih murah dibandingkan tradisional," katanya.

Untuk menyikapi kenaikan harga cabai tersebut, Sri, berharap masyarakat tidak panik "buying" sebab hal itu bisa memicu kenaikan harga.

"Sebaliknya, jadilah konsumen cerdas dengan belanja sesuai kebutuhan agar harga bisa terjangkau," katanya.