Badan Otorita Labuan Bajo jadwalkan rutin diskusi

id BPOLBF, Frans Teguh, diskusi lintas komunitas, Labuan Bajo, Parapuar, pariwisata, Manggarai Barat

Badan Otorita Labuan Bajo jadwalkan rutin diskusi

Suasana Kongkow Lintas Komunitas (KONTRAS) yang digelar BPOLBF di Taman Parapuar Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (24/2/2024). (ANTARA/HO-Gecio Viana)

Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Nusa Tenggara Timur menjadwalkan secara rutin diskusi bersama lintas komunitas bertajuk "Kongkow Lintas Komunitas".

"Kami di badan otorita posisinya jelas untuk mendengar, mencatat dan mengeksekusi," kata Pl) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh di Labuan Bajo, Sabtu.
Dia mengajak seluruh pihak secara kolektif membuka hati untuk membangun ekosistem kepariwisataan di Labuan Bajo. Menurut dia, dalam lingkaran kehidupan destinasi perkembangan pariwisata di Labuan Bajo baru dalam tahap perkembangan, namun anugerah yang didapat adalah jumlah kunjungan wisatawan tahun 2023 dinilai sangat tinggi yang mencapai 432 ribu orang.
"Ternyata ekspektasi kunjungan itu dahsyat sekali, tiap hari, tiap bulan dan tiap tahun. Saya disampaikan bahwa tahun lalu 2023 angka kunjungan kita sekitar 432 ribu orang. Jadi very big untuk sebuah kawasan seperti ini, memang kita punya problem atau tantangan. Pertama tadi bagaimana penyebaran, pendistribusian supaya tidak itu-itu saja. Ini menjadi catatan," katanya.
Dia menjelaskan tantangan lain dalam pengembangan pariwisata selain sumber daya manusia adalah transformasi sosial-budaya di Kabupaten Manggarai Barat yang berusia 21 tahun tahun pada 24 Februari 2024 ini.
Berkaca dari Bali, lanjut dia, hampir 100 tahun lamanya perjalanan daerah itu mengembangkan sektor pariwisata hingga masyarakat dinilai menjadi bagian dari pariwisata dan tidak jadi penonton.

Baca juga: UMKM raup keuntungan hingga tiga kali lipat di NTT
Baca juga: Tujuh destinasi alam di Desa Wisata Wae Lolos NTT

"Jadi bagaimana caranya agar kita jadi bagian dari kue pariwisata ini sebagai new economy. Ini tantangannya. Ini kan ekonomi baru yang tadinya progres Labuan Bajo NTT itu agraris, laut nelayan sekarang masuk ke transformasi ekonomi baru yang membutuhkan standar, membutuhkan kompetensi, kemampuan manajerial," katanya.