Pentingnya kolaborasi hadapi tantangan kesetaraan gender ASEAN

id kesetaraan gender,CSW 68,Commission on the Status of Women,pemberdayaan perempuan,peran keluarga

Pentingnya kolaborasi hadapi tantangan kesetaraan gender ASEAN

Ketua Delegasi RI, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA Lenny N Rosalin (tengah) dalam side event bersama Kementerian Pembangunan Sosial dan Keluarga Republik Singapura di Commission on the Status of Women (CSW) ke-68, New York. (ANTARA/HO-KemenPPPA)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menekankan pentingnya semangat kolaboratif untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi di kawasan ASEAN mengenai kesetaraan gender.

"Pertemuan ini menandai diadopsi-nya Deklarasi ASEAN tentang Kesetaraan Gender dan Pembangunan Keluarga. Deklarasi ini menegaskan kembali komitmen kolektif komunitas ASEAN untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita secara keseluruhan dengan memperkuat pembangunan keluarga, pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, dan pertumbuhan berkelanjutan yang inklusif," kata Ketua Delegasi RI, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA Lenny N Rosalin dalam keterangan, di Jakarta, Sabtu.

Hal ini dikatakannya saat menggelar side event bersama Kementerian Pembangunan Sosial dan Keluarga Republik Singapura di Sidang Commission on the Status of Women (CSW) ke-68, New York.

Lenny N Rosalin menjelaskan dasar Deklarasi ASEAN tentang Kesetaraan Gender dan Pembangunan Keluarga yakni keterkaitan antara pembangunan keluarga dan pemberdayaan perempuan.

Menurutnya, keluarga berperan sebagai elemen penyusun masyarakat dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga akan membentuk generasi, membentuk karakter komunitas, dan aspirasi generasi muda. Dikatakannya, meskipun perempuan memainkan peran penting dalam keluarga, perempuan memiliki aspirasi dan impian mereka sendiri, termasuk aspirasi karir.

"Untuk benar-benar memberdayakan perempuan dan memastikan kesejahteraan keluarga, pendekatan kemitraan antara laki-laki dan perempuan, termasuk pembagian tanggung jawab rumah tangga dan pengasuhan yang adil sangatlah penting," katanya.

Terkait pemberdayaan perempuan di Indonesia, KemenPPPA memandang pentingnya mengatasi permasalahan keluarga. Pasalnya, unit keluarga berfungsi sebagai katalis sekaligus penghalang bagi pemberdayaan perempuan.

Baca juga: Program Perempuan Inovasi kembali dibuka 2024 ini
Baca juga: Pemilu ajang optimalkan pemberdayaan perempuan dalam politik


KemenPPPA dengan berbagai stakeholder telah berupaya untuk mengentaskan masalah ini melalui peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.

"Kami berharap ada pertukaran ide dan pengalaman yang berkontribusi bagi pengembangan strategi yang komprehensif dan solusi inovatif untuk mendorong kita menuju masa depan yang lebih setara gender," kata Lenny N Rosalin.