Jakarta (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama RI bersama pelaku industri tekstil dan desainer meluncurkan Indonesia Global Halal Fashion (IGHF) pada gelaran Indonesia Fashion Week.
Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham mengatakan IGHF untuk mendorong pengembangan fesyen Muslim yang merupakan salah satu langkah strategis untuk mengantarkan Indonesia sebagai kiblat fesyen dunia.
"Halal Fashion yang dimulai dari produk tekstil atau kain bersertifikat halal ini diharapkan membawa Indonesia sebagai kiblat fesyen dunia," katanya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Pengembangan fesyen halal, katanya, juga dipastikan menjadi salah satu penguat halal value chain atau rantai pasok ekosistem halal nasional. Ia menilai tekstil atau kain halal dibutuhkan sebagai bahan baku fesyen yang dihasilkan oleh para designer Indonesia. Produk fesyen halal karya tangan-tangan anak bangsa tersebut selanjutnya ditargetkan dapat menembus pasar-pasar ekspor yang dianggap kunci untuk mengokohkan eksistensi fesyen Muslim Indonesia di kancah internasional, seperti ekspor ke negara-negara Timur Tengah dan Eropa.
Potensi tersebut, menurut Aqil, harus digarap serius. Saat ini, Indonesia berada di posisi ketiga dunia secara keseluruhan peringkat The Global Islamic Economy Indicator (GIEI) dalam SGIE Report yang dirilis Dinarstandard 2023.
Untuk menjadi nomor satu, ia memastikan upaya pengembangan produk fesyen halal dalam negeri juga harus dibarengi dengan upaya untuk terus menggencarkan promosi produk fesyen Muslim Indonesia di pasar global.
"Kita perlu mendorong fesyen halal kita di kancah internasional melalui platform-platform fashion week ternama di dunia," ujar dia.
Aqil mengungkapkan BPJPH bakal menggandeng KainHalal dalam waktu dekat untuk memulai roadshow di lima negara.
"Tujuannya, selain untuk sosialisasi kewajiban sertifikasi halal bagi barang gunaan yang akan dimulai pada tahun 2026 mendatang, juga dimaksudkan untuk mempromosikan produk fesyen halal kita ke pasar global," ujarnya.