Kementerian UMKM perluas kolaborasi wujudkan Indonesia pusat modest fashion

id Kementerian UMKM,modest fashion,industri halal

Kementerian UMKM perluas kolaborasi wujudkan Indonesia pusat modest fashion

Model mengenakan produk modest fashion Ulayya dengan Charcoaline dalam acara West Java Modest Fashion 2024. ANTARA/HO-Ulayya

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memperluas kolaborasi bersama Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif, asosiasi, dan institusi mode untuk merancang strategi guna mewujudkan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia.

Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kementerian UMKM Temmy Satya Permana dalam forum group discussion (FGD) bertajuk “Indonesia Sebagai Pusat Modest Fashion Dunia” di Jakarta, Kamis, mengatakan dibutuhkan strategi yang komprehensif dan terintegrasi, mencakup seluruh rantai nilai, dari hulu hingga hilir dalam mencapai visi Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia.

Temmy mengatakan strategi nasional yang akan dirumuskan nanti harus bisa dilaksanakan. Apalagi fesyen merupakan satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia yang berpotensi besar untuk dikembangkan.

“Jadi jangan sampai produksi banyak, tetapi tidak bisa jika tidak menemukan pasarnya. Untuk itu, kami akan siapkan pasarnya, baik lokal maupun global, dan disiapkan infrastrukturnya,” ucap Temmy.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menyampaikan modest fashion saat ini menjadi penting untuk dikembangkan mengingat Indonesia memiliki populasi penduduk mayoritas Muslim. Modest fashion juga kini tidak hanya untuk Muslim, tetapi bisa untuk dikenakan oleh semua kalangan.

Irene juga menyebut saat ini Indonesia menempati peringkat ketiga dalam sektor mode modest dalam Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023. Turki menempati urutan pertama, diikuti Malaysia di posisi kedua.

Baca juga: Asosiasi sebut tarif PPN 12 persen akan berdampak terhadap UMKM

“Dari negara tetangga Malaysia, sejak berpuluh-puluh tahun lalu mereka berbelanja di Tanah Abang dan Bandung. Harapan saya dalam waktu lima tahun ke depan, kita dapat mengalahkan negara tetangga menjadi urutan nomor dua di dunia,” katanya.

Ia menegaskan jika dilihat dari desain, Indonesia tidak kalah dan bahkan sangat amat kreatif dibanding negara lain. Namun, sebut Irene, permasalahannya terjadi pada hilirisasi.

Ia mengajak para pemangku kebijakan untuk bersama-sama membangun permintaan terhadap modest fashion agar kekuatan ekonomi dari penghasil benang, penghasil kain bahan baku juga bisa merasakan manfaatnya.

Baca juga: Menteri UMKM buat program kartu usaha memberdayakan UMKM

Advisor UID & Direktur Anindhaloka Cokorda Istri Dewi berharap ada penyelarasan serta pemahaman bersama tentang modest fashion.

“Termasuk mengidentifikasi kata-kata kunci yang menjadi acuan pendefinisian modest fashion yang ingin dikembangkan di Indonesia secara bersama-sama,” ujarnya.