Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat membentuk kampung siaga TBC yang dimulai dari satu kelurahan untuk setiap satu kecamatan sebagai upaya menanggulangi tuberkulosis di Jakarta.
"Yang pasti setiap kecamatan satu kelurahan dulu," kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma di Jakarta, Rabu.
Dhany mengatakan pemerintah memilah wilayah yang memiliki potensi risiko besar untuk kasus TBC termasuk area padat permukiman dan membutuhkan pembenahan dari sisi lingkungan.
Nantinya, setelah kampung siaga ditetapkan, tenaga kesehatan mengadakan pemeriksaan atau skrining TBC di sana. Upaya ini menjadi salah satu dari bagian dari gerakan temukan dan obati sampai sembuh (TOSS) TBC.
"Temukan melalui skrining, setelahnya kami lakukan pendampingan untuk pengobatan minimal selama enam bulan tidak terputus sehingga harapannya kasus ini bisa kita tekan seminimal mungkin," ujar Dhany.
Lebih lanjut terkait penanggulangan TBC khususnya di Jakarta Pusat, Dhany menyebut tentang program bedah rumah yang menyasar penyintas atau yang telah pulih dari TBC. Salah satu wilayah yang akan menjalani program tersebut yakni Cempaka Putih Barat.
"Sudah kami gerakkan yang bedah rumah untuk para penyintas TBC dan yang kedua untuk yang berpotensi terhadap TBC, makanya kami benahi dari sisi sanitasinya, ventilasinya," kata dia.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencanangkan pembentukan kampung siaga TBC yang diinisiasi sebanyak 267 RW di Jakarta. Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan nantinya ada satu RW di setiap kelurahan menjadi lokasi percontohan sebagai kampung siaga TBC.
Ani menambahkan pembentukan kampung siaga TBC akan membuka peluang bagi wilayah untuk membuat inovasi demi mempercepat wilayahnya menuju siaga atau bebas TBC.
Adapun jumlah kasus TBC di Jakarta, data Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada 2023 menunjukkan terdapat sebanyak 60.420 pasien TBC baru dari seluruh pasien terduga TB yang menjalani pemeriksaan.