Indonesia di ATM 2024 mencatat potensi devisa Rp1,33 triliun

id Potensi transaksi, pariwisata, menparekraf, sandiaga uno, sandiaga salahuddin uno,arabian travel market

Indonesia di ATM 2024 mencatat potensi devisa Rp1,33 triliun

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam The Weekly Brief With Sandi Uno, Jakarta, Senin (13/5/2024). ANTARA/HO-Kemenparekraf

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, kehadiran Indonesia dalam Arabian Travel Market (ATM) 2024 dengan menghadirkan paviliun Wonderful Indonesia diperkirakan menarik potensi devisa sebesar Rp1,33 triliun.

“Total potensi devisa diperkirakan sebanyak Rp1,33 triliun,” ujar Menparekraf dalam jumpa pers mingguan yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Dalam kegiatan yang digelar pada awal Mei itu, pihaknya juga mengungkapkan berhasil menarik sebanyak 40.427 paket potensial wisata dari target awal sebanyak 40.000 paket. Dalam kunjungan kerja di Uni Emirat Arab, pihaknya juga menghadirkan pelatihan manajemen restoran dengan berkolaborasi dengan KBRI Abu Dhabi.
Pihaknya juga mengakui, perusahaan maskapai dunia Emirates mengungkapkan ingin menambah jumlah penerbangan ke Bali dan lima DPSP. Pasalnya pesawat A 380 milik maskapai itu diminati wisman.
Sandiaga juga melakukan pertemuan dengan salah satu pelaku perjalanan untuk memperkuat kolaborasi di bidang penyelenggaraan kegiatan. Adapun Arabian Travel Market (ATM) Dubai 2024 menjadi momentum mempromosikan potensi parekraf Indonesia di pasar Internasional, khususnya di kawasan Timur Tengah.

Baca juga: Menparekraf berikan contoh pemberdayaan perempuan dalam lembaga
Baca juga: Kemenparekraf membantah terjadi 'overtourism' di Bali

Menparekraf menjelaskan pasar Timur Tengah juga banyak menyumbang angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Tercatat di tahun 2023, ada 174 ribu kunjungan wisatawan asal Timur Tengah.

Sementara dalam kunjungan kerja ke Korea Selatan pada 10-11 Mei 2024, Sandiaga mengakui membahas peningkatan kerja sama Indonesia-Korea Selatan di sektor pariwisata khususnya dalam menambah konektivitas penerbangan, program pertukaran pelajar dan beasiswa.