Pengurusan slot time penerbangan haji kewajiban maskapai

id Penerbangan haji,Garuda Indonesia,Haji, jamaah haji

Pengurusan slot time penerbangan haji kewajiban maskapai

Petugas mempersiapkan koper milik jamaah calon haji kloter pertama saat pemberangkatan di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (12/5/2024). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/Spt.)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menegaskan pengurusan slot time penerbangan jamaah haji menjadi kewajiban maskapai penerbangan, menanggapi banyaknya pengalihan penerbangan yang seharusnya dari Bandara di Jeddah tetapi dialihkan ke Bandara Madinah.

"Salah kalau dikatakan Kemenag yang urus slot time. Otoritas yang memberikan slot time penerbangan adalah otoritas penerbangan Saudi atau GACA. Kewenangan yang mengajukan slot time adalah Airlines, baik Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines," kata Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Sebelumnya, penyelenggaraan ibadah haji tahun ini diwarnai pengalihan slot time penerbangan untuk 46 kelompok terbang (kloter) jamaah Indonesia pada gelombang pertama pemulangan.

Sekitar 18.000 orang yang berangkat pada gelombang pertama (mendarat di Madinah), semestinya pulang melalui Jeddah. Namun, karena maskapai gagal mendapatkan slot time di Bandara Jeddah, jamaah harus pulang melalui Madinah.

"Jadi kalau ada slot time yang tidak bisa diperoleh, itu ya kegagalan maskapai penerbangan," kata dia.

Menurut Saiful Mujab, Kemenag tidak memiliki wewenang untuk mengajukan slot time. Karenanya, urusan slot time masuk dalam item kontrak berdasakan skema pemberangkatan yang harus dipenuhi maskapai.

Kemenag, kata dia, memang pernah menggelar rapat dengan GACA untuk membahas pengajuan slot time. Namun, GACA meminta Airlines yang mengajukan slot time sesuai kebutuhan Kemenag.

"Saat pengajuan harus detail, mulai jam penerbangan, nomor penerbangan, dan nomor pesawat. Kita sudah menyerahkan jadwal penerbangan jamaah sejak awal Januari 2024 dengan tujuan agar maskapai segera mengajukan slot time ke pihak GACA," kata dia.

Baca juga: Penerbangan internasional tingkatkan kunjungan wisman ke NTT
Baca juga: INACA mengharapkan adanya relaksasi industri penerbangan


"Tapi entah kenapa, Garuda tidak segera koordinasi dengan GACA. Sedangkan Saudia Airlines bergegas mengajukan sehingga mendapat slot time, sementara Garuda lambat pengajuannya," ujarnya menambahkan.

Menurut dia, Saudia Airlines bisa memenuhi jadwal sesuai keinginan Kemenag karena lebih awal mengajukan ke GACA, sementara Garuda terlambat mengajukan slot time karena terlambat dalam pengadaan pesawat.

"Karena slot time ini berebut dengan Airlines dari semua negara pengirim jamaah haji, maka Garuda tidak kebagian slot time yang dibutuhkan untuk membawa jemaah haji sesuai kontrak penerbangan," kata dia.