Sebagian besar korban tewas dilaporkan di Ibu Kota Dhaka, kata sejumlah sumber kepada koresponden Anadolu di Dhaka, dengan korban luka yang juga semakin bertambah.
Aksi protes terhadap sistem kuota 56 persen dalam pekerjaan publik di negara Asia Selatan kian memanas pekan ini, seiring dengan penutupan lembaga pendidikan di seluruh Bangladesh oleh pemerintah.
Akan tetapi, para mahasiswa menolak meninggalkan universitas.
Sekitar 30 dari 56 persen kuota penempatan pekerjaan publik diperuntukkan bagi putra dan cucu para pihak yang berpartisipasi dalam perang pembebasan Bangladesh pada 1971.
Pada Kamis (18/7) internet seluler dan konektivitas broadband di Bangladesh terputus. Media sosial juga telah dibatasi.
Sekretaris jenderal partai Liga Awami yang berkuasa menawarkan dialog perundingan dengan para mahasiswa, namun ditolak. Tawaran tersebut mencakup pengurangan kuota pekerjaan publik menjadi 20 persen.
Perdagangan dan kegiatan usaha di Dhaka sebagian juga ditutup akibat demonstrasi yang disertai kekerasan.
Pemerintah telah mengumumkan pembentukan komisi yudisial untuk menyelidiki para korban tewas.
Sebelumnya pada Kamis para pengunjuk rasa juga membakar gedung stasiun TV milik pemerintah di Dhaka.
Sumber: Anadolu