IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada poin 135 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 49,5 mikrogram per meter kubik atau 9,9 kali lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Adapun PM 2,5 merupakan partikel berukuran lebih lebih kecil 2,5 mikron (mikrometer) yang ditemukan di udara termasuk debu, asap dan jelaga. Paparan partikel ini dalam jangka panjang dikaitkan dengan kematian dini, terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis.
Rekomendasi kesehatan mengingat kualitas udara saat ini, yakni menghindari beraktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat berada di luar, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor, dan menyalakan penyaring udara.
Baca juga: BPKP terbitkan surat tugas audit kerugian kasus masker COVID-19 di NTB
Baca juga: Polisi tunggu BPKP turun audit kerugian pengadaan masker COVID-19 di Mataram
Baca juga: BPKP terbitkan surat tugas audit kerugian kasus masker COVID-19 di NTB
Baca juga: Polisi tunggu BPKP turun audit kerugian pengadaan masker COVID-19 di Mataram
Sementara kota paling berpolusi di Indonesia yang tercatat pada Senin ini, yakni Medan, Sumatera Utara dengan poin 176, Surabaya, Jawa Timur dengan poin 144, diikuti Pagak, Jawa Timur dengan poin 129.
Kualitas udara Jakarta bila dibandingkan kota-kota lainnya di dunia berada pada peringkat keenam terburuk di bawah Lahore, Pakistan (181), Medan, Indonesia (176), Kinshasa, Kongo (175), Dubai, Uni Emirat Arab (168), dan Kampala, Uganda (139).