Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan ribuan unit alat komunikasi di Lebanon yang diduga didalangi Israel baru-baru ini.
Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha pada Jumat malam memastikan hal tersebut setelah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Beirut yang terus memantau kondisi dan keselamatan WNI di tengah rentannya kondisi keamanan Lebanon.
“KBRI Beirut telah menjalin komunikasi dengan para WNI di Lebanon, dan sejauh ini, tidak ada WNI yang menjadi korban,” kata Direktur Kemlu dalam pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta.
Berdasarkan data KBRI Beirut, saat ini terdapat 152 WNI yang masih menetap di Lebanon, ucap Judha. Sejak penetapan status Siaga 1, KBRI telah memfasilitasi pemulangan 25 WNI dalam tiga tahap gelombang.
KBRI setempat juga telah menetapkan kondisi Siaga 1 – menandakan kondisi sangat rentan – untuk seluruh wilayah Lebanon sejak 4 Agustus 2024. Status Siaga 1 sebelumnya hanya berlaku di kawasan Lebanon selatan sejak 10 Oktober 2023, usai agresi Israel ke Jalur Gaza.
Namun, sebagian besar WNI di Lebanon yang mayoritas merupakan mahasiswa atau menikah dengan warga setempat, masih memilih bertahan di negara tersebut. Ia mengatakan, KBRI Beirut akan terus menjaga komunikasi intensif dengan para WNI tersebut.
“KBRI Beirut terus mengimbau WNI supaya dapat mengikuti proses evakuasi yang telah dipersiapkan,” ucap Judha, menambahkan.
WNI di Lebanon dapat menghubungi KBRI Beirut melalui saluran telepon +961-70-817-310.
Seusai ribuan unit penyeranta (pager) di berbagai wilayah Lebanon tiba-tiba meledak pada Selasa (17/9), ledakan perangkat komunikasi lain seperti protofon (walkie-talkie) dilaporkan kembali terjadi pada Rabu (18/9).
Baca juga: Perang Gaza tidak bisa diabaikan di Dewan Keamanan PBB
Baca juga: MPR ingatkan peran DPR bantu krisis kemanusiaan di Sudan
Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan setidaknya 32 orang tewas dan 4.250 lainnya luka-luka, 30 di antaranya dalam kondisi kritis, dalam dua gelombang ledakan perangkat komunikasi itu.
Pemerintah Lebanon dan Hizbullah sama-sama menuduh serangan tersebut didalangi oleh Israel.
Berita Terkait
Evakuasi WNI dari Lebanon
Rabu, 9 Oktober 2024 11:19
Lalu Iqbal: Perang Israel-Hamas meluas, Kemlu siaga evakuasi WNI di Lebanon
Kamis, 4 Januari 2024 18:14
Serangan ledakan pager belum pernah terjadi sebelumnya
Minggu, 22 September 2024 5:03
Iran dukung apapun keputusan yang diambil Hizbullah
Minggu, 17 November 2024 14:27
Yordania tangguhkan penerbangan ke Lebanon
Selasa, 30 Juli 2024 4:00
Uni Eropa desak Lebanon hentikan Hizbullah konflik di Timteng
Jumat, 7 Juni 2024 6:32
Hizbullah atau pun Iran tak siap berperang
Rabu, 17 April 2024 5:51
Prabowo-Biden komitmen kemerdekaan Palestina akhiri konflik kemanusiaan di Gaza
Rabu, 13 November 2024 15:07