Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melakukan penandatanganan adendum ketiga perjanjian kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) untuk pengembangan Pelabuhan Anggrek di Provinsi Gorontalo.
"Skema ini tidak hanya menjadi solusi alternatif dalam pembiayaan infrastruktur transportasi, tetapi juga mencerminkan komitmen kuat Pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Antoni Arif Priadi di Jakarta, Rabu.
Penandatanganan itu dilaksanakan oleh Antoni dengan Direktur Utama PT Anggrek Gorontalo International Terminal (PT AGIT) Widi Triwibowo di Kantor Kementerian Perhubungan.
"Pelabuhan Anggrek merupakan sebuah proyek yang sangat penting bagi pengembangan infrastruktur maritim Indonesia," ujar Antoni dalam keterangannya di Jakarta.
Ia mengungkapkan bahwa proyek Pelabuhan Anggrek, yang dimulai sejak tahun 2021, bertujuan untuk mendorong inovasi pembiayaan infrastruktur melalui skema kemitraan pemerintah dan swasta.
Ia juga menegaskan bahwa adendum ketiga ini merupakan respons terhadap kebutuhan operasional dan dinamika ekonomi global.
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya memastikan bahwa pengembangan ini sesuai dengan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) dan target yang telah disepakati.
Dia menuturkan, adendum ketiga itu merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan pengembangan dan operasional berjalan sesuai dengan rencana induk dan perjanjian yang telah disepakati, sehingga target yang ditetapkan dapat tercapai.
Baca juga: Tingkatkan pelayanan dengan mobil pemeriksaan kesehatan
"Kita telah memasuki tahap penting dalam pengembangan Pelabuhan Anggrek," terangnya.
Ia juga menyoroti fokus Kemenhub pada modernisasi operasional pelabuhan. Fokus utama pihaknya adalah menciptakan pengelolaan pelabuhan yang lebih modern dan efisien.
Oleh karena itu, melalui sinergi antara Kementerian Perhubungan dan PT AGIT, dia berharap operasional pelabuhan dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga mampu memenuhi standar internasional serta mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
Dengan pengembangan ini, Pelabuhan Anggrek diharapkan dapat meningkatkan kapasitas layanan dan keandalan operasionalnya, menjadikannya sebagai salah satu pelabuhan strategis di Indonesia bagian timur.
“Pengembangan ini akan memperkuat daya saing ekonomi Indonesia, khususnya di kawasan timur, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional," ujarnya.
Antoni juga menekankan pentingnya dukungan dari semua pemangku kepentingan agar proyek itu dapat berjalan lancar sesuai rencana.
Baca juga: Trayek muatan dan armada kapal Tol Laut meningkat signifikan
"Mari kita pastikan bahwa manfaat proyek ini dapat dirasakan secara maksimal, menjadikan Pelabuhan Anggrek sebagai pusat logistik yang kompetitif dan unggul di wilayahnya,” katanya.
Bagi Antoni, transformasi Pelabuhan Anggrek adalah sebuah lompatan besar menuju masa depan. Transformasi Pelabuhan Anggrek bukan hanya sebuah proyek, tetapi merupakan lompatan menuju masa depan di mana efisiensi, keberlanjutan, dan teknologi saling bertemu.
"Inisiatif ini menetapkan preseden bagi sektor maritim Indonesia, membuka jalan bagi lebih banyak kemitraan publik-swasta dalam upaya modernisasi dan meningkatkan daya saing global," kata Antoni.