Pembangunan Risha segera terlaksana di Lombok Barat

id Gempa Lombok,Lombok Barat,Risha

Pembangunan Risha segera terlaksana di Lombok Barat

Dokumen. Warga menyelamatkan barang berharga miliknya di antara reruntuhan rumahnya yang rusak akibat gempa bumi di Lombok Barat, NTB, Selasa (7/8/2018). Sejumlah warga mulai memberanikan diri untuk mengamankan barangnya dari rumahnya yang rusak karena kuatir dijarah orang. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Kita harus segera `pecah telur`, jangan terlalu lama
Lombok Barat (Antaranews NTB) - Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, H. Mohammad Taufik memastikan pembangunan rumah instan sehat sederhana (Risha) segera terlaksana agar korban gempa bumi tidak lagi tinggal di hunian sementara.

"Kita harus segera `pecah telur`, jangan terlalu lama," kata Taufiq ketika memimpin rapat persiapan Tim Pendamping Masyarakat (TPM) di ruang rapat kantor sementara Bupati Lombok Barat, di Gerung, Rabu.

Taufik mengidentikkan dengan "Pecah telur" karena belum ada satu pun korban gempa bumi di Kabupaten Lombok Barat yang memanfaatkan bantuan dana sebesar Rp50 juta untuk membangun rumah Risha.

"Kabupaten Lombok Utara sudah mulai minggu ini. Begitu juga di Kabupaten Lombok Timur sudah, kita kapan?," kata Taufiq bertanya.

Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Lombok Barat selaku Koordinator TPM, H. Lalu Winengan mengakui hal tersebut.

"Kita memang agak lamban, tapi pasti. Saya sendiri menantang segera bangun 10 rumah, bahkan fasilitator minta 50, tapi Risha-nya kan belum siap. Harus pesan karena sifatnya pabrikasi," ujarnya.

Sementara, Kepala Bidang Perumahan, Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Lombok Barat, Ratnawi mengatakan pihaknya segera melaksanakan pembangunan Risha.

"Kami akan segera menindaklanjuti minggu ini, bisa jadi Sabtu atau Senin untuk memulai peresmian dimulainya pembangunan rumah," katanya.

Namun ia berdalih bahwa aspek yang membuat lambannya pembangunan karena prosedurnya yang harus dilalui cukup banyak. Tidak hanya sosialisasi dan pembentukan TPM dan kelompok masyarakat (pokmas), tapi juga proses pencairan dan pengerjaanya.

"Yang melaksanakan pembangunan adalah pokmas. Jadi dana yang ada di rekening perorangan harus ditransfer ke pokmas. Di pokmas ada ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota. Jadi mereka yang bernegosiasi dan membangun rumahnya," ucap Ratnawi.

Jumlah korban gempa bumi yang sudah memperoleh bantuan dana dari pemerintah sebesar Rp50 juta untuk tahap pertama di Lombok Barat sebanyak 379 kepala keluarga.

Sementara jumlah rumah rusak yang sudah diverifikasi sebanyak 70.807 unit dengan kategori rusak ringan 44.716 rumah, 12.425 rusak sedang dan 13.666 rusak berat.

Menurut Ratnawi, angka tersebut melampaui data awal yang diberikan oleh Posko Utama Kabupaten Lombok Barat yang awalnya hanya mencatat 57.614 rumah mengalami kerusakan.

"Data tersebut masih akan divalidasi lagi. Tapi berapa pun kebutuhan kita, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pasti membantu," ujarnya. (*)