Jakarta (ANTARA) - Negara yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok (GNB) harus kuatkan komitmen untuk bisa memiliki `kekuatan` kembali dalam membela negara-negara yang tertindas atau masih berkonflik hingga saat ini.
"Gaung GNB tidak sekencang dulu lagi pada saat awal pendirian organisasi ini, karena itu untuk dapat memberikan pengaruh pada negara-negara adikuasa dalam menyelesaikan negara yang bertikai seperti Israel-Palestina, anggota GNB harus menguatkan komitmennya kembali," kata mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab di Jakarta (14/6).
Dalam wawancara khusus dengan ANTARA sehubungan pertemuan negara-negara GNB pada 15-16 Juli 2009 di Mesir, Alwi Shihab lebih lanjut mengatakan, meskipun sudah banyak organisasi kelompok negara seperti organisasi regional ASEAN, Persatuan Negara Afrika dan Liga Arab, namun eksistensi GNB harus tetap dipertahankan.
"Sejarah menunjukkan bahwa GNB sejak berdiri tahun 1955, memiliki peranan penting di dunia dan mampu memberikan arahan kebijakan negara-negara di dunia dan negara adikuasa," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjutnya, sangat disayangkan jika peranan GNB di dunia sudah makin memudar.
Dalam pertemuan GNB pada 15-16 Juli 2009 di Mesir, diharapkan negara-negara yang menjadi anggota GNB duduk bersama untuk fokus membahas isu-isu sentral yang akan membawa misi perdamaian dunia.
"Karena itu, pertemuan tersebut akan menjadi kesempatan yang baik bagi negara-negara berkembang untuk berbagi informasi mengenai dampak krisis ekonomi dan mendiskusikan untuk saling membantu," katanya.
Mengenai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak akan hadir pada pertemuan itu dan hanya mengirimkan Menteri Luar Negeri, ia mengatakan, hal itu dapat dimaklumi karena tugas presiden masih banyak sehingga harus lebih berkonsentrasi di dalam negeri.
"Itu tidak ada masalah dan bisa dimaklumi, kalau SBY sibuk. Pernah pertemuan GNB di Jakarta, juga hanya dihadiri oleh Menlu dari Mesir dan itu tidak dipermasalahkan," katanya.(*)