Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyambut baik upaya pelaksanaan kembali Ujian Nasional di seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
Kepala Pusat Riset Pendidikan BRIN Trina Fizzanty dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat, menuturkan Ujian Nasional diperlukan untuk mengetahui capaian pembelajaran, serta memacu siswa untuk lebih giat belajar.
"Ini langkah yg baik. Kesadaran belajar siswa di Indonesia relatif rendah, terbukti dari nilai PISA (Programme for International Student Assessment) dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)," katanya.
Baca juga: Mendikdasmen akan kaji ulang Kurikulum Merdeka Belajar hingga UN
Di samping itu, lanjutnya, sejumlah bukti dari kesadaran belajar yang rendah juga diperlihatkan dalam hal ketiadaan asesmen terstandar, tidak adanya motivasi, kontrol kualitas yang sulit, potret capaian belajar menjadi bias/subjektif, dan kesulitan dalam menentukan penerimaan siswa (sistem PPDB/zonasi) serta perguruan tinggi.
Oleh karenanya ia sepakat jika nantinya Ujian Nasional bisa diadakan kembali.
"Ujian Nasional merupakan suatu alat ukur berstandar nasional yang dijadikan sebagai patokan untuk memotret hasil belajar siswa secara individu," ujar Trina.
Baca juga: Kemendikdasmen bahas strategi peningkatan mutu pendidikan
Sebelumnya Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti sempat mewacanakan adanya Ujian Nasional untuk digelar kembali.
Namun pihaknya akan banyak mendengar masukan dari berbagai pemangku kepentingan terkait dan akan sangat berhati-hati dalam menetapkan suatu kebijakan.
"Jadi soal Ujian Nasional, soal zonasi, apalagi ya yang sekarang masih menjadi perdebatan. Nanti kami lihat semuanya secara sangat seksama dan kami akan sangat berhati-hati," ucap Abdul Mu'ti.
Baca juga: Peningkatan kualitas guru jadi fokus utama
Baca juga: PBNU usul ke Mendikdasmen agar guru ASN bisa ngajar di sekolah swasta