Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengingatkan warga setempat untuk melakukan langkah antisipasi guna mencegah berbagai potensi penyakit saat musim hujan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram H Emirald Isfihan di Mataram, Sabtu, mengatakan pada musim hujan isu penyakit yang timbul cenderung berasal dari penyakit berbasis lingkungan.
"Misalnya, Ispa, diare dan demam berdarah dengue (DBD), sehingga perlu diantisipasi lebih awal," katanya.
Baca juga: Waspadai penyakit kulit berpotensi timbul saat musim hujan
Ia mengatakan langkah antisipasi paling efektif dilakukan masyarakat adalah menjaga kebersihan lingkungan serta pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Selain itu, rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 1-2 hari setelah hujan. Upaya itu, tidak saja dilakukan oleh petugas Dinas Kesehatan melalui puskesmas, tetapi juga masyarakat.
"Kegiatan PSN perlu kita gencarkan sehari atau dua hari setelah hujan untuk menghilangkan genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk," katanya.
Baca juga: Kodim 1606-Pemkot Mataram antisipasi penyakit di musim hujan
Menurutnya, PSN lebih efektif untuk mencegah penyakit DBD, karena bisa memberantas jentik nyamuk. Sedangkan pengasapan dilakukan hanya ketika kasus DBD.
Apalagi, pengasapan (fogging) hanya bisa membunuh nyamuk dewasa pada satu tempat saja, sementara jangkauan terbang nyamuk bisa mencapai 100 meter.
Selain itu, asap dari fogging disebut bisa menimbulkan penyakit lain, karena dilakukan menggunakan bahan kimia yang bisa mencemari lingkungan hingga menimbulkan penyakit saluran pernafasan.
"Seperti infeksi saluran pernafasan, asma, dan lainnya. Orang yang tadinya baik-baik saja, karena ada fogging asmanya kambuh dan timbullah kasus baru," katanya.
Karena itu, tambah Emirlad, fogging sebenarnya menjadi lini kesekian untuk penanganan DBD, dan yang efektif untuk penanganan DBD adalah PSN.
Data Dinkes Kota Mataram mencatat, hingga November 2024, kasus DBD di daerah itu mencapai 500 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, tidak ada kematian dan Mataram belum berstatus kejadian luar biasa (KLB).