Ulan Bator (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing menggelar resepsi diplomatik peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI di Ulan Bator, Mongolia yang dihadiri pejabat pemerintahan, korps diplomatik negara sahabat dan 11 orang Warga Negara Indonesia (WNI).
"Ketika kami menyelenggarakan acara ini lima tahun lalu, hanya ada satu orang Indonesia yang hadir di Ulan Bator, Sekarang, kita memiliki lebih dari 10 orang, jadi ini adalah salah satu pencapaian, tepuk tangan meriah," kata Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun dalam resepsi diplomatik di Ulan Bator, Selasa.
Selain para WNI, total ada sekitar 50 orang yang menghadiri jamuan tersebut, termasuk Anggota Khural Agung Negara Mongolia/Ketua Kelompok Parlemen Mongolia-Indonesia Lkhagvasürengiin Soronzonbold dan para duta besar negara sahabat.
"Pada 20 Oktober 2024, Indonesia dengan bangga menyambut Presiden dan Wakil Presiden kita yang baru dilantik, Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabuming Raka. Pemerintahan baru berkomitmen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi7-8 persen dalam waktu lima tahun dan mengentaskan kemiskinan," ungkap Dubes Djauhari.
Bidang prioritas meliputi industri hilir, energi hijau, pertanian dan perikanan.
"Kemarin, saya mendapat kehormatan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Battsetseg Batmunkh di kantornya. Kami berdiskusi secara produktif, yang berfokus pada penguatan hubungan Indonesia dan Mongolia di tingkat bilateral, regional dan multilateral," tambah Dubes Djauhari.
Indonesia dan Mongolia, ungkap Dubes Djauhari, memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kaya akan sumber daya mineral.
"Kekuatan bersama ini membentuk landasan yang kokoh untuk kolaborasi. Menjajaki bidang kerja sama lain menawarkan peluang yang menarik bagi kedua negara," ungkap dia.
Tercatat perdagangan antara kedua negara tumbuh sebesar 12,8 persen dari tahun 2022 hingga 2023, mencapai 16,7 juta dolar AS.
Baca juga: KBRI Tunis gelar Hari Mahasiswa
"Saya yakin bahwa dengan hubungan bisnis yang lebih kuat, kita dapat lebih meningkatkan angka ini. Sore ini, saya telah bertemu dengan Presiden Kamar Dagang dan Industri Mongolia. Kami membahas rencana untuk menyelenggarakan forum bisnis di Mongolia dan Indonesia dalam waktu dekat," jelas Dubes Djauhari.
Dubes Djauhari menyatakan menjadi tanggung jawab bersama untuk mewujudkan komitmen tersebut yaitu menyalurkan jaringan dan peluang ini untuk memastikan manfaat bersama bagi rakyat.
"Indonesia dan Mongolia memiliki kemitraan yang kuat dalam isu-isu global dan regional, termasuk perdamaian dan keamanan. Pasukan penjaga perdamaian kita telah bertugas berdampingan dalam misi-misi PBB, yang mencerminkan komitmen bersama kita terhadap stabilitas internasional," kata Dubes Djauhari.
Sebagai sesama negara berkembang, tambah Dubes Djauhari, Indonesia dan Mongolia harus terus bekerja sama.
"Dengan melindungi kepentingan kolektif kita, berkontribusi pada perdamaian dan ketertiban global, serta memajukan pembangunan berkelanjutan, kita dapat memperkuat suara kita di panggung global," tegas dia.
Baca juga: KBRI Damaskus tetap aman meski sempat terdampak serangan
Secara khusus Dubes Djauhari menyampaikan terima kasih kepada para WNI di Mongolia karena mempererat persahabatan dan mendukung pembangunan Indonesia dan Mongolia di berbagai bidang kehidupan.
"Atas nama KBRI Beijing, saya menyampaikan penghargaan yang tulus dan rasa terima kasih atas kehadiran dan dukungan teman-teman semua. Kami di KBRI Beijing selalu mendoakan agar teman-teman senantiasa diberikan kesehatan, kesuksesan dalam pekerjaan, serta kelancaran dalam pendidikan," kata Dubes Jauhari.
Para WNI di Mongolia disebut sebagai "people-to-people ambassadors", Duta Bangsa Indonesia di Mongolia.
"Jaga nama baik Indonesia dan bantu kami dalam memperkuat serta memelihara hubungan bilateral yang telah terjalin antara Indonesia dan Mongolia. Tanah airmu selalu peduli. KBRI di Beijing, yang juga merangkap Mongolia, akan terus hadir memberikan layanan dan perlindungan bagi seluruh WNI," ungkap Dubes Djauhari.
Salah satu WNI, Tirza, menyebut dirinya bukan tinggal di Ulan Bator, melainkan tinggal di daerah gurun Gobi sebagai salah satu bagian manajemen perusahaan tambang milik perusahaan Mongolia.
Di perusahaan tempatnya bekerja, sesungguhnya ada sekitar 75 WNI yang merupakan pekerja lapangan, tapi jarak perjalanan dari Gobi ke Ulan Bator mencapai sekitar 12 jam sehingga hanya ia dari perusahaannya yang datang ke resepsi diplomatik karena ia pun berniat untuk kembali pulang ke Tanah Air dalam waktu dekat untuk berlibur.
Sedangkan Anton yang bekerja sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah swasta vokasi di Ulan Bator mengaku sudah tinggal di kota tersebut sejak 2009.
"Tapi baru kali ini saya hadir di resepsi diplomatik seperti ini, saya baru tahu ada acara seperti ini," ungkap Anton.
Sebagai acara hiburan, trio Obras (Oratmangun Braders) membawakan lagu Tahan Airku, Rayuan Pulau Kelapa, O Ulate, ditambah dengan iringan lagu bertempo cepat seperti Maumere (Gemu Fa Mi Re), Pocopoco dan Tobelo yang mengajak tamu undangan naik untuk bergoyang sesuai irama.