Huntara bocor, pengungsi gempa begadang

id korban gempa,gempa lombok,di lombok

Huntara bocor, pengungsi gempa begadang

Hunian sementara (huntara) di Dusun Wadon, Desa Kekait, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. (foto: Mahmud)

Hujan lebat semalam benar-benar membasahi pengungsian kami, sehingga kami tidak dapat tidur nyenyak
Mahmud

Mataram (Antaranews NTB) - Korban terdampak gempa di Dusun Wadon, Desa Kekait, Lombok Barat, yang selama ini tinggal di hunian sementara (huntara) mulai resah mengingat tempat tinggalnya mulai kemasukan air hujan setelah intensitas curah hujan sejak Selasa (22/1) malam meningkat.?

"Hujan lebat semalam benar-benar membasahi pengungsian kami, sehingga kami tidak dapat tidur nyenyak." Kata Irwan, Warga Dusun Wadon, Desa Kekait, Lombok Barat, Rabu.

Irwan mengatakan huntara yang didiaminya itu masih beratapkan terpal dan berdindingkan papan triplek yang sudah tidak layak digunakan.

Sebagian besar huntara di Dusun Wadon, masih menggunakan terpal sedangkan sisanya menggunakan seng.

Sementara itu, Mazroatul, warga Dusun Wadon, mengeluhkan serupa karena hujan deras telah membasahi sebagian ruangan huntara kami. "Termasuk dapur, sehingga saat ini peralatan dapur tidak dapat dipakai," katanya.

Ia menambahkan ruangan huntara sebagian basah, tetapi hujan tidak sampai menggenangi huntara ini, karena struktur tanah yang lebih mudah menyerap air.

Karena itu, ia berharap ke depannya ada bantuan terpal tambahan dari para dermawan, karena saat ini terpal yang dijadikan atap tersebut sudah sobek.

Pemandangan yang sama juga terlihat di Dusun Karang Desa, Dusun Pemenang Timur, Lombok Utara, ruangan mushalla sementara yang digunakan saat ini basah, pasca hujan deras semalam karena masih terbuka tanpa tembok penghalang.

Sebelumnya,?sekitar 1.500 personel TNI/Polri dikerahkan untuk membangun hunian tetap bagi korban bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Barat.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di Mataram, Jumat lalu, mengatakan personel TNI/Polri ini merupakan tenaga fasilitator yang ditugaskan untuk mempercepat pembangunan rumah bagi para korban bencana gempa bumi di NTB.

"Rinciannya itu sebanyak 1.000 personel dari TNI dan 500 orang dari Polri," ujarnya.

Ia menjelaskan, tambahan fasilitator itu akan difokuskan pada perbaikan rumah yang masuk katagori rumah rusak ringan dan sedang.

"Agar upaya kita berjalan maksimal, kita harapkan masyarakat juga ikut aktif gotong royong. Yang pasti, dengan nilai gotong royong maka perbaikan rumah bisa dipercepat pengerjaannya," kata Doni seusai menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascagempa NTB di ruang rapat utama (RRU) kantor Gubernur NTB itu.