Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat sedang mendata lahan-lahan pertanian yang rusak akibat bencana hidrometeorologi berupa banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat.
"Kami sekarang sedang melakukan pemutakhiran data lahan sawah yang rusak akibat banjir. Para penyuluh sedang mengumpulkan informasi terbaru," kata Kepala Distanbud NTB Taufieq Hidayat saat ditemui di Mataram, Rabu.
Taufieq mengatakan data empat hari lalu ada 258 hektare lahan persawahan yang rusak akibat banjir di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Estimasi kerugian total sekitar Rp1,55 miliar hingga Rp1,8 miliar.
Baca juga: Dinsos distribusi bantuan ke 435 KK warga Mataram terdampak banjir
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menggelontorkan bantuan benih kepada petani yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Wera.
"Bukan sawah saja yang terdampak, tapi ada ladang jagung juga. Kami dampingi petani untuk memulihkan dan menanam kembali tanaman yang terdampak banjir," kata Taufieq.
Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB menyampaikan bahwa kasus banjir yang terjadi di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat tidak sampai merusak areal persawahan. Tanaman padi yang siap panen terendam banjir dan beberapa ada yang roboh akibat angin kencang.
Baca juga: Puluhan warga dievakuasi akibat banjir di wilayah Lombok Barat
Menurut Taufieq, banjir yang terjadi di Mataram dan Lombok Barat tidak akan membuat hasil panen padi menurun, tetapi hanya mempengaruhi kualitas panen yang menggerus sekitar 10 persen akibat padi roboh.
"Biaya operasional bertambah karena panen dalam kondisi begitu (terendam dan roboh)," pungkasnya.
Baca juga: Tim SAR hentikan pencarian empat korban hilang banjir di Bima
Baca juga: Hampir sepekan, Empat korban terseret banjir di Bima belum ditemukan