Menciptakan generasi sehat dan produktif lewat MBG

id makan bergizi gratis,MBG,generasi sehat,produktif

Menciptakan generasi sehat dan produktif lewat MBG

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang, Muhammad Arif (ANTARA/HO-Dok Muhammad Arif)

Malang (ANTARA) - Program makan bergizi gratis (MBG) yang diusulkan oleh Prabowo dapat menjadi langkah positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi warga kurang mampu. Akses terhadap makanan bergizi berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan produktivitas, khususnya bagi anak-anak. Program ini juga berpotensi mengurangi kesenjangan gizi yang masih menjadi tantangan di Indonesia.

Berdasarkan data SSGBI tahun 2022, angka stunting di Indonesia mencapai 24,4%, sementara prevalensi gizi buruk berada di angka 17,7% (Riskesdas 2020). Jika dikelola dengan baik, program ini dapat berkontribusi dalam menekan angka tersebut. Selain itu, tingginya kasus kekurangan energi protein (KEP) mengindikasikan perlunya intervensi tambahan untuk menjamin kecukupan gizi, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil.

Data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5%, mengalami penurunan dari 24,4% pada tahun 2018, target pemerintah untuk menurunkan stunting menjadi 14% pada 2024 masih memerlukan upaya yang signifikan. Program makan bergizi gratis ini dapat berkontribusi dalam percepatan penurunan angka stunting jika dijalankan dengan efektif dan tepat sasaran.

Implementasi program ini perlu dirancang dengan cermat. Tantangan utama mencakup distribusi yang merata, keberlanjutan pendanaan, serta pengelolaan transparan untuk menghindari penyalahgunaan. Keberhasilan program juga harus ditopang oleh edukasi gizi agar masyarakat memahami pentingnya pola makan sehat. Selain itu, keterlibatan pemerintah daerah dan sektor swasta diperlukan agar pelaksanaan program dapat lebih efektif dan efisien.

Ambil saja contoh negara-negara seperti Finlandia, India, dan Amerika Serikat telah menerapkan program serupa dengan hasil positif. Di Finlandia, program makan siang gratis di sekolah telah berlangsung sejak 1948 dan berkontribusi pada peningkatan kesehatan serta prestasi akademik siswa.

Sementara itu, di India, program Midday Meal Scheme telah membantu menurunkan angka kekurangan gizi dan meningkatkan partisipasi sekolah. Di Amerika Serikat, National School Lunch Program menyediakan makanan bergizi bagi jutaan anak setiap harinya, mendukung kesehatan dan konsentrasi belajar mereka.
Selain manfaat kesehatan, program makan bergizi gratis juga dapat memberikan dampak ekonomi positif. Dengan meningkatkan permintaan terhadap produk pertanian lokal, program ini berpotensi mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan meningkatkan pendapatan petani. Selain itu, peningkatan status gizi masyarakat dapat berkontribusi pada peningkatan produktivitas kerja, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Implementasi program ini perlu dirancang dengan cermat. Tantangan utama mencakup distribusi yang merata, keberlanjutan pendanaan, serta pengelolaan transparan untuk menghindari penyalahgunaan. Keberhasilan program juga harus ditopang oleh edukasi gizi agar masyarakat memahami pentingnya pola makan sehat. Selain itu, keterlibatan pemerintah daerah dan sektor swasta diperlukan agar pelaksanaan program dapat lebih efektif dan produktif.

*) Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang