Optimalisasi manajemen air cadangan perkuat ketahanan pangan di NTB

id integrasi pertanian,ketahanan pangan,minapadi,disbudtan ntb,nusa tenggara barat,pertanian berkelanjutan,hidroponik

Optimalisasi manajemen air cadangan perkuat ketahanan pangan di NTB

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat Taufieq Hidayat. (ANTARA/Sugiharto Purnama)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengembangkan inovasi dalam meningkatkan infrastruktur pertanian guna memperkuat ketahanan pangan melalui optimalisasi pemanfaatan air cadangan yang efektif dan efisien.

"Kami mengembangkan konsep integrasi pertanian, perikanan, dan peternakan untuk menghemat air dan mewujudkan ketahanan pangan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Taufieq Hidayat di Mataram, Kamis.

Taufieq menjelaskan inovasi yang sekarang sedang digarap adalah IMAC SI OPIK KRIBO yang merupakan akronim dari Inovasi Manajemen Air Cadangan Sistem Integrasi Olah Lahan Pertanian Irigasi Kantong Konkret, Realistis, Inklusif, Berkelanjutan, dan Organik.

Proyek inovasi itu baru skala kecil untuk perumahan dengan ukuran 2 x 1 meter. Sistem ini tidak memerlukan pupuk dan lebih hemat air.

Baca juga: Teknologi digital dinilai mampu hadapi tantangan manajemen air

Cara kerja sistem terintegrasi tersebut adalah memanfaatkan limbah satu sama lain, yaitu kotoran ternak menjadi pupuk organik yang menyuburkan tanaman hidroponik, lalu ikan memakan larva penyakit/hama tanaman, kemudian limbah tanaman bisa menjadi pakan ternak.

Integrasi pertanian, perikanan, dan peternakan melalui IMAC SI OPIK KRIBO diharapkan bisa meningkatkan produktivitas, efisiensi air dan energi, serta keseimbangan lingkungan.

"Pilot project di daerah yang banyak kekurangan air, contoh di bagian timur, sudah banyak embung rakyat," kata Taufieq.

Lebih lanjut dia menyampaikan saat musim kemarau embung-embung rakyat seringkali kehilangan pasokan air akibat mengalami infiltrasi dan evaporasi.

Baca juga: BSA pamerkan teknologi manajemen air PDAM di WWF

Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB menyiapkan geomembran untuk melapisi embung supaya tidak mengalami infiltrasi yang terlalu parah. Di atas embung dibangun kandang-kadang hewan ternak untuk mengurangi penguapan akibat sinar matahari.

Sedangkan di dalam kolam diterapkan konsep minapadi. Kolam dibuat untuk pengairan irigasi pertanian di mana setiap satu hektare sawah membutuhkan air sebanyak 5.000 meter kubik dari awal tanam sampai panen.

Melalui sistem pertanian, perikanan, dan peternakan terintegrasi yang memanfaatkan cadangan air bisa meningkatkan luas tambah tanaman sebanyak dua kali lipat lantaran penggunaan air yang lebih hemat.