Labuan Bajo (ANTARA) - Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Hendrikus Rani Siga mengharapkan semakin banyak mitra yang bekerjasama dan berkolaborasi guna mendukung dan mengelola kawasan konservasi Taman Nasional Komodo (TNK) di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Dalam kondisi anggaran yang terbatas kami menyesuaikan dengan membuka ruang kolaborasi, sinergi dan kerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama dengan BTNK dan kami butuhkan dukungan dengan berbagai pihak dengan kondisi yang serba terbatas ini," katanya di Labuan Bajo, Kamis (13/3).
Ia menambahkan ruang kolaborasi dibuka oleh BTNK melalui kemitraan serta beberapa skema seperti izin penyediaan jasa, izin penyediaan sarana prasarana dan perjanjian kerja sama (PKS).
"Untuk PKS ini ada dua PKS yakni PKS untuk penguatan fungsi dan pembangunan yang tidak terelakkan dan untuk PKS bersama Palma Hijau Cemerlang (PHC) itu PKS penguatan fungsi seperti patroli, perlindungan pengamanan, kegiatan pemulihan ekosistem, monitoring, pemberdayaan masyarakat termasuk mooring buoy," ungkapnya.
Kemitraan, kata dia, terus dibutuhkan untuk mengoptimalkan kerja-kerja konservasi seperti perlindungan kawasan menjaga ekosistem perairan laut di TNK.
Ia mencontohkan beberapa infrastruktur seperti mooring buoy, dermaga dan sarana penunjang aktivitas kepariwisataan serta pemberdayaan bagi masyarakat yang mendiami beberapa pulau di dalam kawasan TNK.
Baca juga: BTNK luncurkan ekowisata Kampung Kerora
"Misalnya di Padar Selatan dermaga seperti apa, tracking ke atas seperti apa, lalu kedua misalnya dari sisi keamanan dan perlindungan, kita kan sangat terbatas dari sisi patroli, jadi kita butuh mitra yang konsen dengan perlindungan, ekosistem perairan," katanya.
Baca juga: BTNK-PT PHC kerja sama penguatan fungsi pengelolaan TN Komodo-NTT
Ia juga menjelaskan sejauh ini kemitraan yang telah terbangun sangat baik dalam mendukung segala aktivitas dalam kawasan seperti kemitraan dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat yang menghadirkan puskesmas di Pulau Komodo, bidang keselamatan pelayaran bersama Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan bidang telekomunikasi bersama salah satu anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi yakni Mitratel.
Selanjutnya, kemitraan bersama Komodo Survival Program dalam monitoring dan pengamanan kawasan.
"Efisiensi dilihat sebagai tantangan agar pengelolaan tetap efektif dan kita menghadapi tantangan adanya efisiensi kebutuhan-kebutuhan pengelolaan, satu-satunya cara kita berkolaborasi, tidak ada pilihan lain," katanya.