Ekspor NTB pada Februari 2025 capai 7,28 juta dolar AS

id nilai ekspor ntb,ekspor februari 2025,statistik ekspor,ekspor non tambang,nusa tenggara barat

Ekspor NTB pada Februari 2025 capai 7,28 juta dolar AS

Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin melaporkan data statistik terkait perkembangan ekspor-impor di Mataram, Senin (17/3/2025). (ANTARA/Sugiharto Purnama)

Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Februari 2025 mencapai 7,28 juta dolar AS yang ditopang sepenuhnya oleh komoditas non tambang.

"Nilai ekspor paling besar adalah ikan dan udang sekitar 2,81 juta dolar AS atau setara 39,59 persen," kata Kepala BPS NTB Wahyudin di Mataram, Senin.

Wahyudin menuturkan produk yang dijual ke luar negeri berupa udang kaki putih dan lobster batu yang dikirim ke Amerika Serikan, Chili hingga Taiwan. Pelabuhan muat komoditas ikan dan udang tersebut melalui Tanjung Perak di Surabaya, Ngurah Rai di Bali, dan Bizam di Lombok Tengah.

Kelompok komoditas selanjutnya yang diekspor adalah perhiasan dan permata senilai 1,84 juta dolar AS atau setara 25,24 persen dari total nilai ekspor.

Baca juga: BI: Komoditas lokal NTB tak terdampak kebijakan dagang AS

Produk yang diekspor adalah mutiara budidaya yang belum diolah ke negara tujuan berupa Hongkong, Jepang, maupun Tiongkok.

Selanjutnya, ekspor daging dan ikan olahan senilai 1,52 juta dolar AS atau setara 20,89 persen yang ditujukan ke Amerika Serikat, Poerto Rico, dan Singapura.

Nusa Tenggara Barat juga mengekspor komoditas buah-buahan berupa kacang mete menilai 662.655 dolar AS atau setara 9,10 persen ke Vietnam. Adapun ekspor batu apung mencatatkan nilai 244.759 dolar AS atau setara 3,36 persen ke Tiongkok Vietnam, dan Korea Selatan.

Komoditas biji-bijian berminyak berupa rumput laut juga mencatatkan nilai ekspor senilai 176.760 dolar AS atau setara 2,43 persen ke Tiongkok, Vietnam, dan Singapura. Sedangkan, gabungan komoditas non tambang lainnya tercatat hanya senilai 28.231 dolar AS ke sejumlah negara.

Baca juga: Penerimaan kepabean dan cukai di NTB pada 2024 capai Rp3,74 triliun

Wahyudin menuturkan ekspor komoditas non tambang Nusa Tenggara Barat pada Februari 2025 mengalami pertumbuhan 87,17 persen bila dibandingkan capaian Januari 2025 yang hanya 3,89 juta dolar AS.

"Apabila dibandingkan nilai ekspor Februari 2024 sebesar 0,81 juta dolar AS dengan Februari 2025 sebanyak 7,28 juta dolar AS, maka ada kenaikan sebesar 794,44 persen," pungkasnya.

Sejak 1 Januari 2025, ekspor konsentrat PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang menjalankan usaha di Kabupaten Sumbawa Barat tidak lagi diizinkan oleh pemerintah pusat lantaran perusahaan tambang tersebut sudah memiliki fasilitas pemurnian dan pengolahan mineral atau smelter.

Kebijakan larangan ekspor konsentrat membuat nilai ekspor Nusa Tenggara Barat pada Januari dan Februari 2025 sepenuhnya didominasi oleh komoditas non tambang. Program hilirisasi industri yang kini sedang diupayakan pemerintah diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi komoditas non tambang di Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: Pelaku usaha di NTB dipacu agar berani ekspor komoditas lokal
Baca juga: Nilai ekspor non tambang di NTB tumbuh 30,06 persen
Baca juga: Nilai ekspor NTB capai 135,24 juta dolar AS pada Desember 2024