Ketua DPRD NTB minta Gubernur Iqbal perhatikan rekam jejak ASN

id NTB,Mutasi Pejabat Pemprov NTB,Pemprov NTB,DPRD NTB,Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal

Ketua DPRD NTB minta Gubernur Iqbal perhatikan rekam jejak ASN

Arsip - Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) di Jalan Pejanggik Kota Mataram. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Ketua DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), Baiq Isvie Rupaeda meminta mutasi dan pengisian jabatan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan pemerintah provinsi selalu memperhatikan rekam jejak dan profesional Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditunjuk.

"Mutasi adalah soal kewenangan gubernur. Siapa pun pemimpin baru saya kira pasti akan melakukan hal yang sama (mutasi)," ujarnya di Mataram, Jumat.

Menurut dia, dalam penempatan jabatan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) tentu yang harus diperhatikan adalah rekam jejak dan profesionalisme ASN. Bukan, didasari faktor kedekatan atau pun suka atau tidak suka, melainkan rekam jejak dan profesionalisme.

"Jadi pilih lah berdasarkan profesionalisme, kemampuannya, bukan berdasarkan like and dislike atau suka dan tidak suka," tegas Isvie.

Baca juga: Pemprov NTB larang ASN mudik Lebaran 2025 gunakan mobil dinas

Ia menegaskan pengangkatan pejabat daerah memang menjadi hak prerogatif kepala daerah. Akan tetapi, menurut Isvie, pelaksanaannya mesti mengikuti aturan dan mekanisme yang berlaku serta melalui berbagai pertimbangan.

"Apalagi dia (gubernur) sudah memiliki tekad mengedepankan meritokrasi saat kampanye dulu. Pakailah dasar itu untuk mutasi. Saya setuju kalau itu (meritokrasi)," ujarnya.

Isvie menambahkan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal tentu sudah memiliki rekam jejak masing-masing ASN yang nantinya dimutasi dalam suatu jabatan, sehingga dari rekam jejak dan profesionalisme ASN itu bisa dilihat sebagai bahan pertimbangan mutasi.

"Dengan melihat rekam jejak dan profesionalisme-nya pasti menjadi bahan pertimbangan oleh gubernur untuk melakukan mutasi. Pakailah dasar itu untuk mutasi dan saya setuju itu," katanya.

Baca juga: Pemprov NTB atur jam kerja pegawai selama Ramadhan

Sementara itu, terkait rencana Gubernur NTB yang juga melakukan perampingan OPD, Isvie menegaskan sangat mendukung langkah tersebut, sebab selama ini banyak OPD yang tak bekerja tidak sesuai tugas pokok dan fungsinya.

"Perampingan OPD itu perlu dan bagus. Karena banyak OPD yang tidak berjalan sesuai fungsinya. Saya kira perampingan itu bagus dan saya secara pribadi dan lembaga sangat mendukung hal itu," ucapnya.

Selain itu, menurut Isvie perampingan OPD ini perlu dilakukan gunanya adalah untuk efisiensi anggaran sesuai dengan keinginan pemerintah pusat. Namun demikian, terkait OPD apa saja yang perlu dirampingkan, Isvie menyebutkan beberapa contoh, seperti Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan. Dinas Koperasi dan UMKM, dan Dinas Pertanian dan Perkebunan.

"Secara umum saya tidak bicara OPD apa, tapi itu beberapa OPD yang mestinya harus digabung karena tupoksi-nya hampir sama. Tapi kalau Brida harus tetap karena terkait inovasi daerah," ujarnya.

Baca juga: ASN bisa berperan untuk kemajuan pariwisata RI

Meski begitu dirinya tidak setuju kalau Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) harus dihilangkan, mengingat pentingnya OPD tersebut dalam mengadvokasi persoalan-persoalan perempuan dan anak di NTB.

"Saya kira harus tetap (BP3AKB) karena persoalan-persoalan perempuan dan anak di NTB sangat banyak, seperti KDRT, pelecehan seksual, dan kekerasan terhadap anak dan perempuan, termasuk juga perceraian. Jadi ini bukan soal BP3AKB, tapi pimpinannya yang tidak mampu menerjemahkan apa yang harus dilakukan sehingga jangan hanya sekedar perempuan tapi harus profesional dan mengerti masalah perempuan," katanya.