Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhamad Iqbal meminta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk terus aktif dalam upaya menekan kemiskinan ekstrem di wilayah setempat.
Hal ini disampaikan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal pada wartawan usai melantik lima pimpinan Baznas Provinsi NTB yang berlangsung di Gedung Graha Bakti Kantor Gubernur NTB, Selasa.
Gubernur Iqbal mengatakan potensi zakat di wilayah itu cukup besar, mencapai Rp2 triliun lebih.
Oleh karena itu, besarnya potensi tersebut harus dapat dimaksimalkan oleh para komisioner yang baru, salah satunya membantu pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan.
"Kami sudah memberikan target untuk peningkatan jumlah pengumpulan zakat dan penyaluran yang lebih efektif," ujarnya.
Baca juga: Pengentasan kemiskinan di NTB melalui diversifikasi ekonomi
Miq Iqbal, sapaan karibnya, berharap, Baznas NTB tidak lagi seperti sinterklas yang hanya tugasnya datang bagi-bagi sembako.
Namun, Baznas harus bisa bertransformasi mengeluarkan masyarakat keluar dari kemiskinan.
"Melalui pemberdayaan yang tepat, masyarakat miskin diharapkan tidak hanya menjadi penerima zakat, tetapi kelak bisa menjadi pemberi zakat," katanya.
Kendati demikian, dalam upaya menekan garis kemiskinan itu, tentu tidak bisa hanya dilakukan pemerintah daerah, semua harus terlibat, mulai swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan lainnya.
Menurut dia, Baznas pilar utama di dalam pembangunan NTB ke depan. Hal ini selaras dengan tiga prioritas utama dari Pemerintahan Gubernur dan Wagub NTB yakni pemberantasan kemiskinan ekstrem, penguatan ketahanan pangan, dan menjadikan NTB destinasi kelas dunia.
"Ini hanya bisa dicapai kalau kita bisa aktivasi data. Saya akan melakukan yang terbaik untuk memberikan dukungan kepada Baznas NTB untuk bisa memainkan peran utama di dalam pemberdayaan masyarakat," katanya.
Baca juga: Komoditas beras dan rokok jadi penyumbang kemiskinan di NTB
Sebanyak lima komisioner Baznas NTB yang dilantik oleh Gubernur NTB, di antaranya Ahmad Rusli, TGH Lalu Abdul Muhyi Abidin, Lalu Muhammad Iqbal, Muhamad Ardi Syamsuri dan Zulkifli.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB angka kemiskinan di NTB mengalami penurunan satu persen dalam kurun waktu enam bulan.
"Penurunan lumayan besar hingga 1 persen dari 12,91 persen pada Maret 2024 menjadi 11,91 persen pada September 2024," kata Kepala BPS NTB Wahyudin.
Jumlah penduduk miskin di NTB pada September 2024 tercatat 658,60 ribu orang. Angka itu mengalami penurunan 50,41 ribu orang terhadap Maret 2024 yang mencapai 709,01 ribu orang.
Pada September 2024, NTB mengalami penurunan persentase penduduk miskin tertinggi keenam di Indonesia.
Baca juga: Pengentasan kemiskinan penduduk desa di NTB melalui transformasi ekonomi
Baca juga: Angka kemiskinan di NTB turun 1 persen
