Pancaroba pengaruhi hasil tangkapan ikan di Lombok Barat

id cuaca buruk,musim hujan,pancaroba,nelayan lombok barat,hasil tangkapan ikan

Pancaroba pengaruhi hasil tangkapan ikan di Lombok Barat

Sejumlah nelayan mendaratkan perahu usai melaut mencari ikan di Desa Kuranji, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis (25/9/2025). ANTARA/HO-Naufal

Lombok Barat (ANTARA) - Musim peralihan atau pancaroba dari kemarau ke penghujan mempengaruhi hasil tangkapan ikan para nelayan di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.

Seorang nelayan dari Desa Kuranji, Lombok Barat, bernama Usman mengatakan hasil tangkapan yang biasanya ribuan ekor atau mencapai puluhan kilogram berkurang saat peralihan musim seperti saat ini.

"Terkadang ada tangkapan, terkadang tidak ada, tergantung air laut dan cuaca," ucapnya saat ditemui di Lombok Barat, Kamis.

Usman menuturkan selama musim pancaroba hasil tangkapan ikan terbilang kurang stabil. Bahkan, mereka harus berlayar mendekati Selat Bali untuk menjaring dan memancing ikan.

Baca juga: Rumah membelakangi laut bentuk adaptasi hadapi ancaman rob di Mataram

Jarak pesisir Lombok Barat ke Selat Bali tergolong jauh karena para nelayan membutuhkan sekitar 20-30 liter bahan bakar minyak untuk sekali pelayaran tersebut.

"Jenis ikan tangkapan biasanya berbagai macam, namun di tengah peralihan musim seperti ini, ikan tongkol dan ikan kembung adalah jenis ikan yang paling banyak di dapat oleh para nelayan," kata Usman.

Lebih lanjut dia menambahkan bahwa para nelayan memilih untuk tidak pergi melaut apabila cuaca tidak bersahabat. Hal itu dilakukan untuk menghindari kejadian kecelakaan akibat gelombang tinggi yang biasa muncul saat pancaroba.

"Kalau hujan, angin, disertai petir tidak ada yang berani melaut, karena nyawa taruhannya, masih ada keluarga yang menunggu di rumah," pungkas Usman.

Baca juga: NTB cermati fenomena banjir rob menggenangi kawasan pesisir

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Zainudin Abdul Madjid (ZAM) Satria Topan Primadi menghimbau masyarakat perlu mewaspadai dampak musim pancaroba yang kini terjadi di Nusa Tenggara Barat.

BMKG memprediksi awal musim hujan terjadi mulai dasarian III Oktober dari tanggal 21 sampai 31 Oktober 2025. Daerah pertama yang memasuki musim hujan adalah Kota Mataram, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.

Saat menuju musim penghujan atau sebaliknya menuju kemarau ada massa peralihan yang dikenal periode pancaroba. Periode peralihan musim seringkali ditandai dengan frekuensi tinggi badai, hujan lebat yang disertai petir, angin kencang, hingga puting beliung.

Baca juga: Pemkab Lombok Barat membantu nelayan di kawasan wisata Senggigi

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.