Ditjen Pesantren mengupayakan negara perkuat tata kelola pendidikan Pesantren

id Ditjen Pesantren, Pesantren, Halaqah penguatan pendidikan pesantren,pesantren ts,ditjen pesantren ts

Ditjen Pesantren mengupayakan negara perkuat tata kelola pendidikan Pesantren

Halaqah Penguatan Pendirian Pesantren di UIN Tulungagung. ANTARA/HO-Kemenag

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menyatakan lahirnya Direktorat Jenderal Pesantren untuk memperkuat tata kelola serta peningkatan mutu pendidikan pesantren yang selama berabad-abad telah menjadi pilar peradaban Islam di Indonesia.

"Karena itu, sudah saatnya pesantren memiliki struktur kelembagaan yang lebih kuat agar kebijakannya tidak hanya bersifat administratif, tetapi berdampak luas bagi masyarakat,” ujar Direktur Pesantren Kemenag Basnang Said dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Pernyataan tersebut disampaikan Basnang dalam Halaqah Penguatan Pendirian Pesantren di UIN Tulungagung. Menurutnya, Ditjen Pesantren merupakan kebutuhan mendesak agar pesantren memiliki ruang kelembagaan yang sebanding dengan peran historis dan kontribusi besarnya terhadap bangsa.

Ia menilai penguatan kelembagaan ini sebagai bentuk pengakuan negara sekaligus kesiapsiagaan pesantren menghadapi tantangan zaman, mulai dari digitalisasi, kebutuhan data nasional, hingga peningkatan kualitas SDM.

Basnang menegaskan Direktorat Jenderal Pesantren kelak akan menjadi motor penggerak program pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan agar tersusun lebih terarah, profesional, dan berkelanjutan.

“Dengan Direktorat Jenderal, setiap kebijakan akan lebih terkoordinasi, setiap program lebih terukur, dan setiap kebutuhan pesantren dapat direspons lebih cepat. Kita ingin memastikan pesantren mendapatkan tempat yang layak sebagai kekuatan pendidikan Islam yang autentik dan mandiri,” kata Basnang.

Kementerian Agama memastikan proses finalisasi pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan para kiai, pimpinan pesantren, akademisi, dan pemerintah daerah.

Sinergi antarpemangku kepentingan diharapkan mampu menghasilkan struktur kelembagaan yang menjawab kebutuhan riil di lapangan. Dengan langkah ini, pemerintah berharap pesantren semakin siap menghadapi tantangan global, memperkuat tradisi keilmuan, dan melahirkan generasi yang berkarakter moderat, inklusif, serta berkontribusi bagi Indonesia Emas 2045.

Baca juga: XLSMART gelar pesantren digital di Ponpes Qamarul Huda Lombok Tengah

“Pesantren masa depan harus berakar pada tradisi, tetapi juga mampu bergerak maju mengikuti perkembangan zaman. Itulah misi besar yang ingin kita wujudkan bersama,” kata Basnang.

Penguatan ini juga mendapat dukungan para ulama. KH. Abdullah Kafabihi Mahrus yang juga Pengasuh Ponpes Lirboyo menegaskan kembali pentingnya moderasi beragama sebagai pilar menjaga persatuan bangsa.

Menurutnya, moderasi adalah watak asli Islam yang sejak lama mengajarkan keseimbangan, keadilan, serta penghargaan terhadap perbedaan.

Baca juga: Kopontren dapat jadi motor penggerak ekonomi umat

“Moderasi beragama itu adalah jalan tengah yang diajarkan Islam. Bukan mengurangi agama, bukan pula berlebihan. Prinsipnya adalah mengambil yang paling maslahat untuk diri sendiri, masyarakat, dan bangsa,” ujarnya.

Ia mengingatkan ekstremisme, baik yang terlalu keras maupun terlalu longgar, berpotensi menimbulkan gesekan sosial. Karena itu, penguatan moderasi beragama di pesantren, sekolah, kampus, dan ruang-ruang dakwah menjadi keharusan agar harmoni nasional tetap terjaga.

“Pesantren sejak dulu menjadi pelopor moderasi. Di sana ada ilmu agama, ada tradisi, ada cinta tanah air. Ini harus kita perkuat agar umat tidak mudah dipecah oleh paham-paham sempit,” kata dia.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.